Drainase Miliaran Rupiah Hanya Pajangan
Kualatungkal, AP – Kota Kuala Tungkal, ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), pada hari Rabu (26/02) berbeda dari pemandangan hari biasa, sejumlah ruas jalan dalam Kota tergenang air hujan.
Tidak hanya itu, genangan air juga merambah hingga ke lingkungan sekolah, ini menyebabkan aktivitas belajar terganggu, pantauan di lapangan, hujan deras seharian menyebabkan jalan utama terendam air hujan.
Yang paling parah terlihat mulai dari depan Dinas Perpusatakaan hingga simpang RSUD KH Daud Arief Kualatungkal, titik ruas jalan ini praktis terendam. Ketinggian airnya mencapai lutut kaki orang dewasa.
Tak terlihat lagi badan jalan di lokasi ini akibat tingginya debit air hujan. Sejumlah kendaraan roda dua yang nekat melintas praktis mogok. Sedangkan kendaraan roda empat melintas ekstra hati-hati menghindari terjebak masuk lobang.
Air hujan menggenang di kawasan ini patut dipertanyakan. Padahal sudah dibangun drainase. Namun tidak efektif mengatasi genangan air hujan. Dari catatan media ini, jalan depan Dinas Perpustakaan sampai ke simpang rumah sakit salah ruas pembangunan drainase yang dianggarkan sebesar Rp 25 miliyar pada tahun 2013 lalu.
“Percuma saja ada drainase dibangun puluhan miliyar rupiah tapi tidak efektif,” ungkap Edi, Warga Kualatungkal.
Banjir juga merendam jalan depan SD Negeri V, SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Kualatungkal. Ruas jalan di lokasi terendem air dari gedung runtuh sampai di simpang tiga jalan siswa, ketinggian airnya setengah kaki orang dewasa.
Banjir juga terlihat di Jalan Panglima Cama, Jalan Kihajar Dewantara Simpang Islamic dan Ujung, sebagian Jalan Manunggal 1, jalan Sriwijaya tepatnya di simpang lampu merah, jalan gang kelinci, hingga Jalan Parit Gompong, termasuk jalan lingkungan pemukiman warga juga ikut tenggelam.
Air hujan juga menggenangi halaman komplek perkantoran pemerintah. Hingga sore kemarin, ruas jalan dalam kota masih tergenang diperparah lagi banjir rob yang dalam waktu belakangan lagi musim.
“Harusnya ini menjadi pemikiran pemerintah. Jangan asal membangun. Pembangunan drainase memakan biaya puluhan miliyar, mulai dari APBD hingga dana NSUP sudah dialokasikan. Hasilnya apa. Toh tetap banjir,” ungkap Rudi, Warga Kualatungkal.
Dia berharap, Pemkab Tanjabbar punya rencana strategis untuk menanggulangi serangan banjir, baik banjir disebabkan karena hujan maupun air pasang. “Kalau ini dibiarkan, Kualatungkal sebagai ibu Kota Kabupaten menjadi daerah jauh tertinggal dari daerah lain. Dan jangan marah kakau daerah kita ini termasuk daerah kategori kumuh, itu lebih disebabkan Pemerintahnya tidak punya gagasan dalam melakukan penataan kawasan perkotaan,” beber Rudi.
Sayangnya belum ada keterangan dari Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) sebagai leading sektor untuk penataan kawasan perkotaan. Dihubungi melalui ponselnya, Kadis Perkim, Netty Martini tidak ada respon. (her/ibr)