Jambi – Menyikapi artikel pada salah satu website, yang menarasikan UM Jambi di ujung tanduk karena jumlah PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) dijawab oleh Kepala Biro Sekretariat Universitas, Saean Hufron.
“Tim dari Humas UM Jambi mencoba menelusuri isu tersebut ke bagian Admisi dan Promosi. Tim Admisi menyebutkan data PMB yang mereka miliki menceritakan sebuah kisah yang sama sekali berbeda dari yang digambarkan oleh Website tersebut,” ujarnya, Kamis, 25 September 2025.
Mereka membenarkan, jika hanya melihat data sepotong-sepotong dari beberapa tahun ke belakang, narasi penurunan itu memang ada sebagai sebuah tantangan yang nyata. Namun, data tersebut ibarat sebuah novel yang dibaca hanya sampai bab pertengahan. Babak finalnya, yaitu data tahun 2024, justru menceritakan hal yang sebaliknya.
“Tim Admisi menunjukkan kepada kami grafik data yang telah dilaporkan ke Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Di sana terlihat jelas, setelah melalui fase yang menantang, UM Jambi berhasil melakukan pembalikan keadaan yang luar biasa,” kata Saean Hufron
Pada tahun 2024, terjadi lonjakan penerimaan mahasiswa baru lebih dari 43% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini bukan data sementara, melainkan data final yang menjadi bukti sahih bahwa kerja keras kita bersama telah membuahkan hasil dan kepercayaan publik sedang dalam tren meningkat.
Tim Admisi menunjukkan bahwa periode penurunan dimulai pada tahun 2020 dengan koreksi sekitar 17%, yang kemudian berlanjut dan mencapai puncaknya pada tahun 2021 dengan kontraksi lebih dari 23%. Namun, setelah titik terendah tersebut, laju penurunan mulai melambat secara konsisten, di mana pada tahun 2022 tercatat di kisaran 18%.
Pada tahun 2023, Rektor baru UM Jambi Hendra Kurniawan melakukan beberapa upaya stabilisasi dan membuahkan hasil signifikan pada tahun 2023; tren negatif berhasil diredam secara drastis hingga penurunan hanya tercatat kurang dari 2%, yang secara efektif menandai berakhirnya fase kontraksi. Titik balik yang sesungguhnya terjadi pada tahun 2024, di mana universitas tidak hanya pulih tetapi juga melesat maju dengan mencatatkan peningkatan persentase yang luar biasa sebesar lebih dari 43%.
Lalu, dari mana Website tersebut mendapatkan data? Tim Admisi menunjuk pada salah satu sumber yang seringkali menjadi ‘jebakan’ bagi mereka yang tidak memahami prosesnya: kemungkinan merujuk Pangkalan Data DIKTI (PDDIKTI).
“Mereka menjelaskan bahwa data di portal publik itu memiliki timeline pelaporan. Ada jeda waktu dan proses pelaporan bertahap yang harus dilalui. Melihat beberapa prodi masih kosong di laman PDDIKTI, kosong di sana bukan berarti tidak ada mahasiswanya.
Saat ini saja, prodi seperti Hukum Bisnis, PWK, Anestesiologi, hingga Magister Ekonomi Pembangunan sudah ada mahasiswanya. Mereka sudah terdaftar di sistem kita, hanya saja proses sinkronisasi ke pusat butuh waktu. Kalau kita berpatokan pada pangkalan data dikti data rata rata penerimaan mahasiswa baru kita di angka 453,” ungkap Saean Hufron.
(Humas)