• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Jumat, Mei 9, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
BPPT Tidak Setujui Pembentukan Badan Riset Nasional

BPPT Tidak Setujui Pembentukan Badan Riset Nasional

12 September 2018
in NASIONAL

Jakarta, AP – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto tidak menyetujui adanya penggabungan seluruh lembaga seperti yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan dan pengkajian dan penerapan teknologi menjadi satu dalam badan riset nasional.

“Tidaklah tepat bila LIPI sebagai lembaga penelitian sains digabung dengan BPPT sebagai lembaga pengkajian dan penerapan teknologi. Kedua-duanya diperlukan oleh negara ini tetapi bukan berarti kemudian harus digabung menjadi satu Badan Riset karena DNA atau karakteristik keduanya berbeda,” kata Unggul di Kantor BPPT, Jakarta, Rabu, (12/9).

Berita Lainnya

JMSI Kecam Aksi Teror Kepala Babi di Kantor Tempo

Dukung Kegiatan Pengeboran Sumur SA-3NF, Kepala SKK Migas Saksikan Langsung Spud in di Lapangan

PHR Zona 1 Raih PROPER Emas dan PROPER Hijau dari KLHK

Unggul mengatakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan BPPT tidak dapat disatukan karena berbeda karakteristik seperti bidang dan target yang dikerjakan dan dicapai.

Dia menuturkan LIPI lebih banyak melakukan penelitian sains untuk menghasilkan penemuan baru atau invensi untuk menjadi inovasi.

Sementara BPPT menghasilkan inovasi yang merupakan produk baru lebih banyak melalui proses rancang bangun atau perekayasaan (“reverse engineering”) tanpa melalui tahapan invensi.

Oleh karena itu, menurut Unggul, di Indonesia, instansi pembina jabatan fungsional peneliti adalah LIPI, sedangkan instansi pembina jabatan fungsional perekayasa (“engineering”) adalah BPPT, sehingga tidak tepat jika disatukan.

Dia memahami maksud dari pembentukan badan riset nasional untuk efisiensi anggaran, namun efisiensi anggaran tidak bisa semata-mata menjadi pertimbangan. “Efisiensi anggaran bukan hanya satu-satunya pertimbangan,” tuturnya.

Banyak pertimbangan lain yang harus diperhatikan salah satunya kompetensi dan sumber daya manusia.

“Yang jelas membuat satu lembaga riset lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi itu kan mesti melihat itu kompetensi khususnya itu gimana,” ujarnya.

Unggul menuturkan butuh waktu dan perjalanan yang cukup panjang untuk membuat LIPI dan BPPT masing-masing untuk dapat berkembang hingga seperti sekarang ini. “Karena buat LIPI tidak gampang, butuh 50 tahun, dan BPPT butuh 40 tahun,” ujarnya.

Unggul mengatakan jika disatukan menjadi badan riset nasional, maka kerugian mendatang akan timbul antara lain hasil menjadi tidak tajam karena pada awalnya masing-masing lembaga memiliki ranah atau bidang kerja dan target masing-masing.

Seperti halnya jika dipimpin seorang kepala ilmu dasar maka dituntut membuat penemuan dan jurnal penelitian, sementara kalau kepala dari pengkajian dan penerapan teknologi maka akan lebih mendorong ke tujuan perekayasaan dan membuat inovasi yang tidak harus dari penelitian dasar. Tentu ketika itu terjadi, maka akan pencapaian ke depan.

Kemudian, Unggul melanjutkan dengan penyesuaian budaya kerja yang membutuhkan waktu yang tidak singkat, belum lagi kompetensi harus disesuaikan. “Kalau merger untuk budaya kerjanya saja butuh waktu lama bisa 10 tahun,” tuturnya.

Dia memberikan masukan, jika harus terpaksa, mungkin bisa membuat semacam asosiasi tapi bukan merger atau penggabungan.

Jika ingin melakukan klasterisasi, maka minimal harus ada dua asosiasi, yakni yang satu terkait riset yang bisa bergabung dengan LIPI, yang kedua terkait inovasi dan rekayasa bisa digabungkan dengan BPPT.

Klasterisasi akan mempermudah komunikasi dan koordinasi untuk menjembatani inovasi dengan industri, sehingga mengakomodasi dengan lebih baik tentang apa yang dibutuhkan dunia industri.

Unggul mengatakan di dunia ini, belum ada satu pun negara yang menggabungkan seluruh lembaga menjadi satu seperti badan riset nasioanl yang menjadi wacana saat ini.

“Kalau dilebur tidak baik yang bagus seperti di Jerman diklasterisasikan dan minimal dua klaster, yakni paling hulu dan hilir. Kalau satu, di dunia tidak ada,” tuturnya.

Dia mengatakan Jerman sendiri punya sejumlah lembaga bukan menggabungkan menjadi satu semacam badan riset nasional.

Begitu juga dengan negara-negara di ASEAN yang tidak hanya memiliki satu lembaga tapi beberapa lembaga. ant

ShareTweetSend
Previous Post

Modifikator Didorong Pakai Parts Dalam Negeri Siasati Penguatan Dolar

Next Post

Indonesia Ingin Atasi Hambatan Perdagangan Dengan Vietnam

Related Posts

JMSI Kecam Aksi Teror Kepala Babi di Kantor Tempo

JMSI Kecam Aksi Teror Kepala Babi di Kantor Tempo

21 Maret 2025
Dukung Kegiatan Pengeboran Sumur SA-3NF, Kepala SKK Migas Saksikan Langsung Spud in di Lapangan

Dukung Kegiatan Pengeboran Sumur SA-3NF, Kepala SKK Migas Saksikan Langsung Spud in di Lapangan

3 Maret 2025
PHR Zona 1 Raih PROPER Emas dan PROPER Hijau dari KLHK

PHR Zona 1 Raih PROPER Emas dan PROPER Hijau dari KLHK

25 Februari 2025
Meriah dan Sukses, HPN Riau Lahirkan Deklarasi Bersama

Meriah dan Sukses, HPN Riau Lahirkan Deklarasi Bersama

10 Februari 2025
Warga Blokir Pelabuhan, Ekspor di Jambi Terancam Merosot, Pj Bupati Jangan Tidur?

Usman Ermulan: Alangkah Hinanya Indonesia Jadi Tempat Pembuangan Barang-barang Bekas

1 Februari 2025
Pertemuan Journalist Divers – Kementerian Kelautan dan Perikanan Melahirkan Keinginan Luhur

Pertemuan Journalist Divers – Kementerian Kelautan dan Perikanan Melahirkan Keinginan Luhur

18 Desember 2024
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In