• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, Mei 10, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
58 Kasus Kaki Gajah Ditemukan di Batanghari

58 Kasus Kaki Gajah Ditemukan di Batanghari

28 Oktober 2018
in DEMOKRASI

Batanghari, AP – Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, dalam beberapa tahun terakhir menemukan 58 kasus penderita penyakit kaki gajah atau filariasis dan tengah dilakukan upaya pengobatan agar penyakit tersebut tidak menular kembali.

“Saat ini pemerintah kabupaten melalui dinas kesehatan sedang berupaya maksimal untuk melakukan pencegahan penularannya melalui pengobatan terhadap para korban kaki gajah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari, dr Elvi Yennie, Sabtu (27/10).

Berita Lainnya

Penyusup Saat Demo di DPRD Jambi Bikin Suasana Aksi jadi Ricuh, Polisi Selidiki

Al Haris Minggir Dulu Lah, BBS Sangat Pantas Jadi Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, Tak Pernah Melanglang Buana ke Partai Lain

Judi Online Hingga TPPO Buntut Minimnya Lapangan Kerja di Indonesia

Ke-58 orang yang mengidap penyakit filariasis tersebut tersebar di dua kecamatan di Kabupaten Batanghari, yakni 55 orang di Kecamatan Pemayung dan tiga orang di Kecamatan Batin XXIV.

Saat ini para penderita penyakit filariasis tersebut sudah ditangani dinas kesehatan daerah itu dan berada dalam perawatan pihak keluarga.

“Kondisi para pengidap penyakit filariasis tersebut terus dipantau oleh pihak puskesmas terdekat dan mereka diharapkan penyakit tersebut tidak menular lagi,” kata Elvi.

Kabupaten Batanghari sedang melakukan upaya pengobatan dengan pencegahan menuju eliminasi penyakit kaki gajah atau filariasis di beberapa daerah di kabupaten tersebut.

Saat ini Kabupaten Batanghari menuju tahapan “eleminiasi filariasis” setelah beberapa waktu lalu dinas kesehatan melaksanakan tahap Tas 1.

Dari tahun 2011 sampai dengan 2015 Kabupaten Batanghari melaksanakan pengobatan masal filariasis atau kaki gajah. Dalam pengobatan masal tersebut masyarakat di daerah itu diberikan obat cacing Abindazol dan DEC secara gratis.

Setelah dilakukan pengobatan masal selama lima tahun terhadap filariasis tersebut. Daerah itu bersama tim dari kementerian kesehatan melaksanakan evaluasi kembali, yakni evaluasi itu merupakan survei yang dilakukan untuk mengevaluasi terhadap pemberian obat filariasis secara masal itu dinyatakan berhasil atau tidak.

Pada pelaksanaan evaluasi atau ‘pre-Tas’, daerah yang melaksanakannya di wilayah Puskesmas Jembatan Mas dan Puskesmas Durian Luncuk. Jika Micro Filarirate (MF) menunjuk angka di bawah satu persen, maka dinyatakan lulus dan akan dilanjutkan pada tahapan eleminasi selanjutnya.

Pelaksanaan pre-Tas di dua kecamatan daerah itu menunjukkan nilai MF dibawah satu persen. Sehingga daerah itu melanjutkan tahapan eleminasi “Transmission Assesment Survey” (TAS) 1.

Untuk TAS 1 juga telah dilaksanakan. Pada tahapan eliminasi TAS 1 juga dinyatakan lulus.

Pada tahapan TAS 1, daerah itu melaksanakannya di 33 Sekolah Dasar (SD) di daerah itu. Dengan sasaran 1.745 siswa dari kelas 1 dan siswa kelas 2 SD. Pada pelaksanaannya, sistem penilaian yang digunakan yakni ‘cut of point’ yang artinya minimal ditemukannya siswa yang positif anti bodi micro filaria sebanyak 18 orang. Jika terdapat lebih dari 18 siswa maka dinyatakan tidak lulus.

Sementara pada pelaksanaan TAS 1 yang dilakukan dinas kesehatan setempat terdapat lima siswa yang positif mengandung anti bodi micro filaria. Sehingga pelaksanaan TAS 1 yang dilakukan tersebut dinyatakan lulus.

Untuk siswa yang dinyatakan positif mengandung anti bodi micro filaria selanjutnya akan diberikan pengobatan dengan diberikan obat cacing.

“Meski dari hasil TAS 1 yang dilakukan lulus, namun kita saat ini masih menunggu hasil ‘cros cek’ yang dilakukan kementrian kesehatan,” kata dr Elvi.

Selanjutnya, daerah itu akan melaksanakan tahapan TAS 2 pada eliminasi filariasis. Pelaksanaan TAS 2 tersebut akan dilaksanakan dalam jangka waktu dua tahun kedepan. sup

ShareTweetSend
Previous Post

Kasus HIV/AIDS di Sarolangun Meningkat

Next Post

Massa Gelar Aksi Damai Bela Bendera Tauhid

Related Posts

Penyusup Saat Demo di DPRD Jambi Bikin Suasana Aksi jadi Ricuh, Polisi Selidiki

Penyusup Saat Demo di DPRD Jambi Bikin Suasana Aksi jadi Ricuh, Polisi Selidiki

23 April 2025
Pengamat Minta Prabowo Pecat Kader Gerindra yang Tak Patuh dan Taat Terhadap Putusan Ketua DPRD Kerinci

Al Haris Minggir Dulu Lah, BBS Sangat Pantas Jadi Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, Tak Pernah Melanglang Buana ke Partai Lain

22 April 2025
Judi Online Hingga TPPO Buntut Minimnya Lapangan Kerja di Indonesia

Judi Online Hingga TPPO Buntut Minimnya Lapangan Kerja di Indonesia

20 April 2025
Anggota DPR RI Elpisina Imbau Masyarakat Waspadai Tawaran Pekerja Migran dan Ancaman TPPO

Anggota DPR RI Elpisina Imbau Masyarakat Waspadai Tawaran Pekerja Migran dan Ancaman TPPO

15 April 2025
Al Haris Cuma Bisa Perintah, Ketua DPRD: Malu, Jambi Provinsi Kecil, Tapi Judol Tertinggi di Indonesia

Al Haris Cuma Bisa Perintah, Ketua DPRD: Malu, Jambi Provinsi Kecil, Tapi Judol Tertinggi di Indonesia

11 April 2025
BBS Bupati Muaro Jambi Bakal Tinggalkan PAN, Gabung PKB?

BBS Bupati Muaro Jambi Bakal Tinggalkan PAN, Gabung PKB?

5 April 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In