• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Jumat, Oktober 24, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Menperin: Making Indonesia 4.0 Kunci Daya Saing Industri

Menperin: Making Indonesia 4.0 Kunci Daya Saing Industri

1 Januari 2019
in NASIONAL

Jakarta,AP – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai kunci mendongkrak daya saing industri di era digital. Langkah strategis ini menjadi agenda nasional untuk diimplementasikan secara kolaborasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang inklusif.

“Jadi, visi pembangunan industri memang harus bersifat jangka panjang. Di dalam Making Indonesia 4.0, aspirasi besarnya adalah mewujudkan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” kata Airlangga sesuai keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, (01/01).

Berita Lainnya

ÉL Hotel Jakarta Gandeng RheCharge Hadirkan EV Charger, Bisa Dipakai Umum Loh

Lampung Darurat Narkoba, Ujian Integritas APH (PR Buat Kapolda Baru)

Daulat Rakyat atas Keadilan Ekologis, WALHI Garda Terdepan!

Menperin mengemukakan, peta jalan tersebut mampu merevitalisasi industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global di era digital. Adapun lima sektor yang telah dipilih dan mendapat prioritas pengembangan untuk menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri 4.0, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, dan industri elektronika.

“Kelima sektor tersebut dipilih berdasarkan hasil studi, karena dari lima sektor itu mampu memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 60 persen dan 60 persen tenaga kerja di industri dari lima sektor tersebut. Bahkan, kalau kita berbicara produk global, 60 persen yang beredar di dunia adalah produk dari lima sektor itu,” paparnya.

Namun demikian, menurut Airlangga, sektor industri lainnya bukan berarti tidak berperan penting. Penerapan industri 4.0 tidak akan meninggalkan sektor yang saat ini masih menggunakan teknologi di era industri 1.0-3.0.

“Misalnya industri tenun yang memakai ATBM atau industri batik dengan canting. Terhadap sektor tersebut, pemerintah berkomitmen untuk memproteksi, seperti investor asing tidak boleh masuk di situ atau masuk daftar negatif investasi,” jelasnya.

Menperin menambahkan, implementasi industri 4.0 diyakini meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih mudah dan maksimal. “Namun, seiring dengan kita mendorong ke arah teknologi industri 4.0, kita harus juga membangun device, network, dan application (DNA) di dalam negeri,” tegasnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian akan memfasilitasi pembangunan Digital Capability Center (DCC). Lebih lanjut, Kemenperin telah menunjuk proyek percontohan bagi lima sektor unggulan yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0.

Beberapa perusahaan yang sudah menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0, di antaranya PT Schneider Electric Manufacturing di sektor industri elektronika, PT Chandra Asri Petrochemical di industri kimia, PT Mayora Indah Tbk di industri makanan dan minuman, Sritex di industri tekstil dan pakaian, serta PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia di industri otomotif. Sementara itu, berdasarkan sasaran dari Making Indonesia 4.0, Indonesia akan menjadi lima besar eksportir untuk industri makanan dan minuman di tingkat global pada tahun 2030.

 

Di periode yang sama, Indonesia sebagai produsen tekstil dan pakaian yang masuk dalam jajaran lima besar dunia.

Selanjutnya, industri otomotif di Indonesia ditargetkan sudah memproduksi kendaraan listrik dan melakukan ekspor ke negara berkembang. Kemudian, Indonesia mampu membangun kemampuan industri elektronika lokal untuk manufaktur komponen lanjutan. Dan, di industri kimia, Indonesia dibidik menjadi produsen biofuel dan bioplastic yang masuk lima besar dunia pada tahun 2030. ant

ShareTweetSend
Previous Post

60 Anggota Brimob Dikerahkan Kejar Teroris Kelompok Ali Kalora

Next Post

Ungkap Peredaran Narkoba, Polisi Harapkan Peran Aktif Masyarakat 

Related Posts

ÉL Hotel Jakarta Gandeng RheCharge Hadirkan EV Charger, Bisa Dipakai Umum Loh

ÉL Hotel Jakarta Gandeng RheCharge Hadirkan EV Charger, Bisa Dipakai Umum Loh

17 Oktober 2025
Lampung Darurat Narkoba, Ujian Integritas APH (PR Buat Kapolda Baru)

Lampung Darurat Narkoba, Ujian Integritas APH (PR Buat Kapolda Baru)

28 September 2025
Daulat Rakyat atas Keadilan Ekologis, WALHI Garda Terdepan!

Daulat Rakyat atas Keadilan Ekologis, WALHI Garda Terdepan!

26 September 2025
FOReTIKA 2025: Mengokohkan Indonesia sebagai Global Player Iklim

FOReTIKA 2025: Mengokohkan Indonesia sebagai Global Player Iklim

22 September 2025
Kasatgaswil Densus 88 dan FKPT Jambi Perkuat Pencegahan Terorisme

Kasatgaswil Densus 88 dan FKPT Jambi Perkuat Pencegahan Terorisme

20 September 2025
Bukan Janji Palsu Apalagi Manis! Gubernur Al Haris Buktikan Nasib Tenaga Honorer Pemprov Jambi 

Bukan Janji Palsu Apalagi Manis! Gubernur Al Haris Buktikan Nasib Tenaga Honorer Pemprov Jambi 

15 September 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In