• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Senin, Desember 8, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Ahli Gizi: Krisis Air Akibat Kemarau Picu Perilaku Hidup Tidak Sehat

64 Persen Wilayah Indonesia Sudah Kemarau

19 Juli 2020
in DAERAH

JAKARTA, AP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada akhir Juni 2020 sebanyak 64 persen wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. “Jadi masih ada 36 persen wilayah kita yang musim hujan,” kata Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Dr Indra Gustari, Minggu (19/7).

Wilayah-wilayah yang berada pada musim hujan tersebut, masih berpotensi mengalami curah hujan yang tinggi. Hal itu termasuk pula pada daerah-daerah yang belum teridentifikasi musim kemaraunya.

Berita Lainnya

Gubernur Al Haris Salurkan 51 Bantuan Bedah Rumah di Tanjab Barat

Fadhil Arief Buka MTQ Tingkat Kecamatan Muara Bulian

Bupati Fadhil Arief Lepas Kontigen NPCI Menuju Peparprov Jambi

Hasil evaluasi tersebut, kata dia, sejalan dengan titik pengamatan di permukaan yang dinamakan pos hujan. Berdasarkan data atau peta pos hujan, daerah Jawa Barat, Bali hingga Nusa Tenggara sudah 21 hari, bahkan satu bulan tidak mengalami hujan. “Bahkan ada satu titik di Kupang sudah 70 hari tidak turun hujan,” kata dia.

Terkait curah hujan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, yang baru saja dilanda banjir bandang, BMKG melihat curah hujan cukup tinggi di daerah tersebut hampir sepanjang tahun. “Hampir sepanjang tahun curah hujannya di atas 50 milimeter dan puncak hujan di daerah Kecamatan Masamba, yaitu akhir Maret dan Juni,” ujarnya.

Berdasarkan titik pengamatan di permukaan, menurut Indra Gustari, curah hujan di Kabupaten Luwu Utara pada 13 Juli atau pada saat terjadi banjir badang sebenarnya tidak tinggi dan berada di kriteria rendah, yaitu di bawah 50 milimeter selama 10 hari.

Namun, curah hujan sebelumnya, tepatnya 12 Juli, tergolong tinggi, yaitu di atas 50 milimeter dalam 10 hari. Sehingga banjir bandang tersebut tidak hanya disebabkan oleh curah hujan pada 13 Juli, namun akumulasi dari hari sebelumnya. (Red)

 

 

ShareTweetSend
Previous Post

Penanganan Banjir Bandang Harus Ikuti Protokol Kesehatan

Next Post

Ekonomi Tidak Bisa Dipulihkan Kalau Jawa Gagal Tangani Corona

Related Posts

Gubernur Al Haris Salurkan 51 Bantuan Bedah Rumah di Tanjab Barat

Gubernur Al Haris Salurkan 51 Bantuan Bedah Rumah di Tanjab Barat

8 Desember 2025
Fadhil Arief Buka MTQ Tingkat Kecamatan Muara Bulian

Fadhil Arief Buka MTQ Tingkat Kecamatan Muara Bulian

6 Desember 2025
Bupati Fadhil Arief Lepas Kontigen NPCI Menuju Peparprov Jambi

Bupati Fadhil Arief Lepas Kontigen NPCI Menuju Peparprov Jambi

6 Desember 2025
Bupati Batang Hari Tutup Langsung Turnamen Sepak Bola Liga Pelajar Se-Kabupaten 2025

Bupati Batang Hari Tutup Langsung Turnamen Sepak Bola Liga Pelajar Se-Kabupaten 2025

5 Desember 2025
Musda JMSI Lampung Ditetapkan 21 Desember 

Musda JMSI Lampung Ditetapkan 21 Desember 

5 Desember 2025
Pidana Kerja Sosial Berlaku Mulai 1 Januari 2026 di Batang Hari

Pidana Kerja Sosial Berlaku Mulai 1 Januari 2026 di Batang Hari

3 Desember 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In