• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Jumat, Mei 16, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Soekarno Diperlakukan Tidak Manusiawi oleh Pemerintah

Soekarno Diperlakukan Tidak Manusiawi oleh Pemerintah

30 Oktober 2021
in DEMOKRASI, HEADLINE

JAKARTA – Guntur Soekarno mengatakan, ayahnya yang merupakan Presiden pertama RI, Ir Soekarno (Bung Karno) diperlakukan secara tidak manusiawi oleh pemerintah Orde Baru (Orba).

Menurut putra sulung Bung Karno itu, hanya rakyat Indonesia yang sangat menghormati dan mengagumi ayahnya hingga akhir hayat.

Berita Lainnya

Penyusup Saat Demo di DPRD Jambi Bikin Suasana Aksi jadi Ricuh, Polisi Selidiki

Polemik Ijazah Amrizal, Pengamat Sarankan Adu Data dengan Anggota TNI

Al Haris Minggir Dulu Lah, BBS Sangat Pantas Jadi Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, Tak Pernah Melanglang Buana ke Partai Lain

“Kalau disebut perlakuan bangsa atau rakyat terhadap Bung Karno, apalagi waktu Bung Karno meninggal, kemudian Soeharto menetapkan Bung Karno harus dimakamkan di Blitar, saya mengikuti terus perjalanan itu, mulai dari naik pesawat turun di Malang, lalu dengan kendaraan ke Blitar, itu di jalan yang namanya rakyat menyambutnya luar biasa,” kata Guntur.

Hal itu dikatakan Guntur dalam “Podcast Apa Adanya” seperti dikutip dari kanal YouTube B1 Plus, Sabtu (30/10/2021).

Guntur mengatakan, dia melihat sendiri bunga-bunga ditebar oleh rakyat tanpa diperintah saat mengantar Bung Karno ke pemakaman di Blitar.

“Saya rasa penghargaan dari rakyat sampai sekarang tidak ada berkurangnya (terhadap sosok Bung Karno). Masalahnya, dulu pemerintah, intinya itu (tidak manusiawi) terhadap Bung Karno. Ya, begitulah,” ujar Guntur.

Ketika host “Podcast Apa Adanya” Primus Dorimulu bertanya, mengapa Bung Karno tidak melawan saat diminta keluar dari Istana, padahal waktu itu pendukungnya masih banyak.

Guntur menjawab bahwa Bung Karno yang sejak muda sangat mencintai persatuan bangsa tidak ingin terjadi perang saudara.

“Kalau bicara soal pendukung waktu itu, pendukungnya (Bung Karno) masih banyak, seperti dari Kodam Brawijaya Jawa Timur, Korps Komando Angkatan Laut, Resimen Pelopor Brimob, Kodam Siliwangi. Itu masih mendukung,” kata Guntur.

“Tetapi, Bung Karno mengatakan ‘saya tidak akan (melawan), karena kalau terjadi akan ada perang saudara. Kalau terjadi perang saudara, NKRI akan pecah’. Itu yang tidak dikehendaki Bung Karno. ‘Lebih baik saya yang menjadi korban’,” kata Guntur.

Guntur menuturkan Bung Karno sejak muda sangat gandrung akan persatuan. “Bung Karno dari muda saat masih HBS (Hoogere Burgerschool, sekolah menengah untuk orang Belanda dan kalangan elite pribumi, Red), Jong Java, mendirikan PNI, dan memimpin Partindo, sudah gandrung persatuan, persatuan, persatuan. Bung Karno tidak mau, apa pun yang terjadi, negara dan bangsa ini (tidak boleh) pecah,” tutur Guntur.

Maka, ketika Bung Karno diminta meninggalkan Istana dan pergi ke rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya, Jakarta, dirinya tidak melawan.

Guntur juga menceritkan bahwa saat itu dirinya pun hanya membawa baju kesehariannya. Kala itu, Soeharto meminta Bung Karno meninggalkan Istana Merdeka sebelum 17 Agustus 1967.

Ketika itu, mendekati pukul 00.00 WIB, Guntur sempat hendak membawa satu lukisan yang digantung di ruang makan keluarga. Tepat di sebelah kamarnya.

“Itu lukisan bagus. Saya waktu itu punya pikiran, kalau orang Bandung bilang, cunihin. Nakal. Walau Bung Karno melarang, tetapi saya coba-coba bawa lukisan untuk kenang-kenangan. Ternyata, mobil saya, bagasi depannya enggak cukup kalau muat lukisan itu,” kenang Guntur.

Jadi, kata dia, semua yang dibawa adalah miliki pribadi. Tidak ada satu pun barang milik negara yang dibawa Bung Karno dan keluarga.

ShareTweetSend
Previous Post

Haris Terima Penghargaan Pemda Peduli Perlindungan Konsumen

Next Post

Dewan Pers Dorong Wartawan UKW Hingga Tingkatan Tertinggi

Related Posts

Penyusup Saat Demo di DPRD Jambi Bikin Suasana Aksi jadi Ricuh, Polisi Selidiki

Penyusup Saat Demo di DPRD Jambi Bikin Suasana Aksi jadi Ricuh, Polisi Selidiki

23 April 2025
Polemik Ijazah Amrizal, Pengamat Sarankan Adu Data dengan Anggota TNI

Polemik Ijazah Amrizal, Pengamat Sarankan Adu Data dengan Anggota TNI

22 April 2025
Pengamat Minta Prabowo Pecat Kader Gerindra yang Tak Patuh dan Taat Terhadap Putusan Ketua DPRD Kerinci

Al Haris Minggir Dulu Lah, BBS Sangat Pantas Jadi Ketua DPW PAN Provinsi Jambi, Tak Pernah Melanglang Buana ke Partai Lain

22 April 2025
Judi Online Hingga TPPO Buntut Minimnya Lapangan Kerja di Indonesia

Judi Online Hingga TPPO Buntut Minimnya Lapangan Kerja di Indonesia

20 April 2025
Kepiawaian PT Us-Us Utama Diakui Pertamina: The Best of Market Acquisition

Kepiawaian PT Us-Us Utama Diakui Pertamina: The Best of Market Acquisition

16 April 2025
Anggota DPR RI Elpisina Imbau Masyarakat Waspadai Tawaran Pekerja Migran dan Ancaman TPPO

Anggota DPR RI Elpisina Imbau Masyarakat Waspadai Tawaran Pekerja Migran dan Ancaman TPPO

15 April 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In