• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, November 1, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Jabatan dari Rakyat, Siap! Asal Bapak Senang

MENELISIK KEPASTIAN HUKUM KEBIJAKAN PUBLIK

12 Februari 2024
in DEMOKRASI

Oleh: Jamhuri – Direktur Eksekutif LSM Sembilan

Persoalan demi persoalan menyangkut pengelolaan Batubara silih berganti, diawali dari persoalan angkutan jalan darat yang menimbulkan kemacetan hingga penggunaan jalur sungai tak lepas dari gejolak sosial.

Berita Lainnya

Musda II JMSI Provinsi Jambi Siap Digelar

Anggota DPRD Sungai Penuh Ngaku Salah Berucap Kata Kasar kepada Masyarakat

Waka DPRD Ivan Wirata: Program Bedah Rumah Miliki Aturan Ketat

Semuanya itu merupakan suatu sinyalemen kegagalan pemerintah Provinsi Jambi memahami konsep Negara Hukum.

Hukum terkesan tak lagi berfungsi sebagaimana mestinya untuk dilaksanakan sesuai dengan tujuan hukum.

Bahkan lebih cenderung mengisyaratkan pemerintah tak berdaya menghadapi Oligark penganut paham Plutokrasi, sehingga terpaksa atau suka rela mentolerir pelanggaran hukum.

Terutama menyangkut tentang azaz dan kaidah ataupun norma Hukum Perizinan, dimana terlihat bagaimana merajalelanya praktek-praktek yang disinyalir merupakan kegiatan illegal.

Suatu kondisi yang memberikan gambaran bahwa kebijakan pemerintah tidak sama sekali memiliki kepastian hukum.

Dimana tergambar dengan jelas bagaimana hukum beserta dengan segala instrument dan akibatnya dikesampingkan demi untuk sebuah kepentingan kelompok tertentu.

Serta terlihat bagaimana tidak berdayanya pemerintah untuk berbuat dan betindak atas nama negara dan hukum demi kepentingan memajukan kesejahteraan umum.

Sikap yang menimbulkan asumsi dan persefsi bahwa Pemerintah berada dibawah tekanan kekuataan materi penganut paham kekuasaan berdasarkan kekayaan (Plutokrasi).

Suatu keadaan yang identik pengertiannya dengan quotes Plato yang jika dikonklusikan menyatakan hanya cahaya yang bisa menyingkirkan kegelapan, sementara sikap dan tindakan yang dilakukan Pemerintah justru menggunakan kegelapan mengusir kegelapan.

Pengalihan angkutan batubara dari jalur darat ke jalur sungai ternyata terbukti bukan merupakan sebuah solusi yang tepat dan benar serta baik.

Bahkan hanya membuat semakin menunjukkan pemerintah hanya sekedar melegitimasi kebijakan kekuasaan akan tetapi tidak memiliki kepastian hukum.

Suatu langkah guna menutupi kegagalan dalam menegakan aturan tentang Izin Pengangkutan dan Penjualan (IPP) Batubara, serta ketidak mampuan merealisasikan impian dan hayalan serta angan-angan pembangunan mega proyek pelabuhan Samudera Ujung Jabung yang direncanakan akan menelan biaya sebesar Rp4,5 Triliun.

Pembangunan pelabuhan yang diikuti dengan pembangunan jalan penunjangnya sepanjang 220 Km yang menggunakan system recycling, dan telah menelan biaya ratusan miliar Rupiah yang juga tidak juga mampu diwujudkan.

Serta disinyalir merupakan suatu upaya untuk menutupi indikasi praktek mafia perizinan menyangkut keberadaan dan operasional Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dengan segala instrument hukumnya, dan menertibkan Izin Usaha Pertambangan Mineral Batubara illegal dengan segala penomena dana Jaminan Reklamasinya serta tindakan yang menghalalkan sesuatu yang illegal dalam kegiatan pengangkutan Batubara.

Pemerintahan yang disinyalir telah sengaja menempatkan diri berada pada posisi terjajah dan menjadikan pengabdian hanya sebatas retorika dan tidak mengabdi sebagai sosok abdi masyarakat, yang membuat kebijakan yang membela (pro) rakyat akan tetapi lebih menjadikan diri sebagai hamba sahaya kepentingan Oligark.

Suatu gambaran yang dapat dinilai dengan penilaian bahwa dengan kekuasaan dan kesempatan justru Pemerintah menjadi pelaku pelanggaran hukum terbaik dan terbesar.

Dimana terkesan demi kepentingan orientasi dan motivasi gaya hidup, Pemerintah telah sengaja mengabaikan kebutuhan hidup yang paling mendasar bagi masyarakat umum dengan tidak melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable deveploment goals-SDGs) sebagaimana mestinya.

ShareTweetSend
Previous Post

Pemerhati Pemilu Jurdil Kaget Baca Isi Politik Transaksional Caleg Petahana PAN Muarojambi

Next Post

Ketua DPRD Jambi: Sukseskan Pemilu 2024, Jaga Bersama Kamtibmas

Related Posts

Musda II JMSI Provinsi Jambi Siap Digelar

Musda II JMSI Provinsi Jambi Siap Digelar

25 Oktober 2025
Anggota DPRD Sungai Penuh Ngaku Salah Berucap Kata Kasar kepada Masyarakat

Anggota DPRD Sungai Penuh Ngaku Salah Berucap Kata Kasar kepada Masyarakat

20 Oktober 2025
Ivan Wirata Kembali Soroti Masalah Angkutan Batu Bara

Waka DPRD Ivan Wirata: Program Bedah Rumah Miliki Aturan Ketat

8 Oktober 2025
Retorika Moral di Tengah Luka Lingkungan dan APBD Provinsi Jambi yang Salah

Retorika Moral di Tengah Luka Lingkungan dan APBD Provinsi Jambi yang Salah

5 Oktober 2025
Ketua DPRD Hafiz Fattah Ajak Langsung Mahasiswa Aksi ke Pusat

Ketua DPRD Hafiz Fattah Ajak Langsung Mahasiswa Aksi ke Pusat

30 September 2025
Pertimbangan Fraksi PKS soal Penambahan Anggaran Stadion dan Islamic Center: Masih Masa Pemeliharaan Sampai 2026

Pertimbangan Fraksi PKS soal Penambahan Anggaran Stadion dan Islamic Center: Masih Masa Pemeliharaan Sampai 2026

28 September 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In