• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Selasa, Mei 13, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Syariah di Jambi Belum Mengembirakan

Syariah di Jambi Belum Mengembirakan

13 Desember 2016
in DAERAH

Jambi, AP.- Perkembangan bank syariah di Provinsi Jambi belum mengembirakan.  Pasalnya asset perbankan syariah di Provinsi Jambi hanya sebesar 5,92 persen dari total asset perbankan umum.

KepalaPerwakilan Bank Indonesia Perwakilan Jambi V Carlusa mengatakan seiring dengan terjadinya perlambatan perekonomian global pada tahun ini, industri perbankan secara umum sebagai bagian dari sistem keuangan nasional juga mengalami penurunan, termasuk perbankan syariah.

Berita Lainnya

Bedah Rumah Pro Jambi Tangguh: Verifikasi Faktual Begitu Penting, Tak Andalkan DTKS

Katalog V.6 Diresmikan Pemprov Jambi, Bakal Banyak Diminati Pengusaha Lokal

Fadhil Arief: Jambore Literasi Membangun Masyarakat Lebih Cerdas

Hal ini tercermin dari indikator kinerja perbankan yang menurun. Aset perbankan syariah di provinsi Jambi mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, pada September 2016 aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp 2,22 Triliun atau 5,92 persen dari total aset perbankan di Provinsi Jambi.

Disisi lain, penghimpunanDana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah juga mengalami penurunan hingga 39,06% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 999,58 miliar. Namun demikian, perbankan syariah tetap berupaya menjalankan perannya sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tercermin dari tingkat rasio pembiayaan (FDR) nya yang tinggi.  Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga perbankan syariah di Provinsi Jambi pada September 2016 mencapai angka 218,91 persen.

“Keberadaan perbankan syariah di Provinsi Jambi hinggga saat ini belum menunjukan perkembangan yang signifikan jika dilihat dari proporsi asset, pembiayaan dan kredit bila dibandingkan dengan bank konvensional,” ujarnya kepada sejumlah wartawan, Selasa (13/12/2016) pada acara seminar perjalanan perbankan syariah di Indonesia.

Menurutnya berdasarkan hasil diskusi focus group yang dilakukan dengan MUI, Akademisi, dan perbankan syariah didapat informasi perkembangan perbankan syariah terkendala beberapa aspek. Antara lain minimnya sosialisasi dan pengenalan kepada pihak-pihak terkait mengenai ekonomi islam dan lembaga keuangan syariah. Selain itu dalam prakteknya perkembangan ekonomi islam dan keuangan syariah selama ini belum terkoordinasi dengan baik. “Masyarakat belum memahami konsep perbankan syariah,” ujarnya.

Carlusa melihat potensi pasar perbankan syariah di Provinsi Jambi yang mayoritas penduduk beragama islam belum sepenuhnya digali secara maksimal. Ini terlihat hingga akhir tahun 2015 lalu jumlah kantor perbankan syariah hanya 44 kantor. Perbandingan sangat jauh sekali dengan perkembangan bank konvensional  yang mencapai 408 kantor.

Selanjutnya, permasalahan lain yaitu masih minimnya fasilitas yang dimiliki perbankan syariah. Seperti kantor cabang yang masih sedikit dan minimnya sosialisasi tentang produk-produk bank syariah. “BI merekomendasi penambahan fasilitas berupa menambah kantor cabang dan menambah jumlah ATM,” jelas Carlusa.

Selain itu pelayanan perbankan syariah dirasa cukup sulit dalam pinjaman pembiayaan. Terbatasnya plafon pinjaman dan jangka waktu pengembalian, sehingga dapat bersaing dengan bank konvensional.  “Hasil survey 18,50 persen responden menyatakan perbankan syariah dapat mempermudah proses pengajuan kredit dan pencairan dana,” ungkapnya.

Hadir dalam seminar tersebut Kepala Departemen riset kesentralan BI Andang Setyobudi, Rektor IAIN Sultan Thaha Jambi H Hadri Hasan. Menghadirkan pembicara Ali Sakti membahas tentang buku perjalanan perbankan syariah di Indonesia dan Rini Darini membahas tentang kajian penggunaan bilyet giro dan cek di masyarakat. Dengan moderator Prof Dr H Amri Amir yang dihadiri unsur perbankan, dan mahasiswa.mj/mas

 

 

ShareTweetSend
Previous Post

Lahan Kopi Liberika Jambi Capai 2.710 Hektar

Next Post

Tak Direspon WKS Soal Tanaman Mati

Related Posts

Bedah Rumah Pro Jambi Tangguh: Verifikasi Faktual Begitu Penting, Tak Andalkan DTKS

Bedah Rumah Pro Jambi Tangguh: Verifikasi Faktual Begitu Penting, Tak Andalkan DTKS

9 Mei 2025
Katalog V.6 Diresmikan Pemprov Jambi, Bakal Banyak Diminati Pengusaha Lokal

Katalog V.6 Diresmikan Pemprov Jambi, Bakal Banyak Diminati Pengusaha Lokal

8 Mei 2025
Fadhil Arief: Jambore Literasi Membangun Masyarakat Lebih Cerdas

Fadhil Arief: Jambore Literasi Membangun Masyarakat Lebih Cerdas

8 Mei 2025
Hardiknas di Batanghari Berbagi Hadiah Menarik Meski Sedang Gerimis

Hardiknas di Batanghari Berbagi Hadiah Menarik Meski Sedang Gerimis

4 Mei 2025
Anak Buah Ajukan Mosi Tak Percaya ke Gubernur, Kabid Sebut Mereka Tidak Pernah Apel Hari Senin

Anak Buah Ajukan Mosi Tak Percaya ke Gubernur, Kabid Sebut Mereka Tidak Pernah Apel Hari Senin

3 Mei 2025
Pegawai PUPR Jambi Ajukan Mosi Tidak Percaya, Tolonglah Pak Gubernur Jambi

Pegawai PUPR Jambi Ajukan Mosi Tidak Percaya, Tolonglah Pak Gubernur Jambi

2 Mei 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In