Jambi, AP – Pemerintah Provinsi Jambi menyatakan salah satu penyebab harga ayam potong melangit adalah kenaikan harga bibit atau “day old chicken” dari tingkat produsen.
“Dari penelusuran kami, ada tiga hal yang menyebabkan tingginya harga ayam sejak sepekan terakhir, yatu stok terbatas, harga DOC dan pakan naik,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Amir Hasbi, Jumat (20/07).
Penyebab pertama kata Amir yakni terbatasnya ketersediaan bibit ayam potong dari produsen atau stok turun lebih kurang 40 persen dan diikuti naiknya harga bibit dikisaran Rp 6.500-Rp 7.300 per ekor, sedangkan pada posisi normal harga bibit hanya Rp 4.000-Rp 5.000 Kemudian penyebab lainnya yakni harga pakan dan obat-obatan yang mengalami kenaikan rata-rata Rp150 per kilogram dan per tanggal 23 Juli 2018 akan ada kenaikan lagi yaitu Rp250 per kilogram mengikuti naiknya dolar, padahal harga normal Rp 12.500.
“Karena harga dengan nilai dolar naik maka pakan juga naik sebab hampir 80 persen bahan pokok pakan ayam potong tersebut diimpor,” katanya.
Selain itu, dilarangnya pemakaian antibiotik growth promotor (AGP) juga membuat pertumbuhan ayam menjadi terlambat antara 2-4 hari. Sehingga untuk menjadi bobot yang sama peternak membutuhkan biayanya tambahan.
Menyikapi hal ini, Amir mengatakan Pemprov Jambi bersama Tim Satgas Pangan dan pihak-pihak terkait akan mengumpulkan semua produsen, agen dan broker ayam yang ada di Jambi pada, Senin (23/7) mendatang.
“Kita berupaya mencarikan solusi untuk mengatasi tingginya harga ayam potong tersebut,” katanya.
Harga ayam potong di pasar-pasar tradisional di Jambi sepekan terakhir terakhir terus mengalami kenaikan hingga Rp 60 ribu per kilogram.
Selain ayam potong, telur ayam ras juga mengalami kenaikan signifikan dari harga dari Rp 24.000 sehari sebelumnya menjadi Rp 27.200 per kilogram juga disebabkan berkurangnya pasokan. ant