Jambi, AP – Tim Satgas Pangan provinsi Jambi melakukan identifikasi, mengecek dan pemeriksaan langsung ke pasar tradisional untuk mengetahui penyebab terjadinya kenaikan harga ayam dan telur pada beberapa minggu terakhir.
“Harga ayam potong broiler dalam sepekan terakhir di pasar mencapai Rp60.000 per Kg dan telur naik hingga saat ini dijual Rp 2.000 per butir, untuk itu tim ingin mengetahui penyebabnya,” kata Tim Satgas Pangan Jambi, AKBP Guntur Saputro, Sabtu (21/07).
Guntur yang juga menjabat sebagai Kasubdit I Direskrimsus Polda Jambi, mengatakan tim turun tersebut akan melakukan indentifikasi harga di pasar tradisional dan mencari tahu faktor-faktor apa penyebab terjadinya kenaikan harga itu.
“Kita telah mengecek di pasar tradisional. Selain itu kita akan mengecek ke kandang peternak ayam broiler guna mengetahui apakah faktor pakan menjadi penyebab mahalnya harga ayam,” katanya.
Selain itu, beberapa penyebab lainnya yakni bisa jadi pembatasan jumlah produksi ayam di kandang-kandang peternak ayam yang ada di Jambi.
“Kemunginan lain bisa saja peternak ayam membatasi produksinya karena ada faktor-faktor lain yang akan kita telusuri dulu,” ujar Guntur.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi, Ariansyah, mengatakan, tingginya harga ayam di daerah itu disebabkan produsen kelebihan biaya produksi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), produsen tidak dibolehkan lagi memberikan vaksinasi kepada bibit ayam, sehingga produsen membutuhkan waktu 30-50 hari untuk panen.
Dijelaskannya, jika bibit ayam divaksinasi, maka produsen hanya membutuhkan waktu 30 hari hingga panen dan menghasilkan 1,6 Kg per ekor. Sedangkan tanpa vaksinasi produsen membutuhkan waktu lama sehingga biaya produksi bertambah. (bdh)