Jambi, AP — Kepala BNN Provinsi Jambi Brigjend Pol Heru Pranoto mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah yang menjadi sasaran empuk bagi pengedar Narkoba di Jambi.
“Kita saat ini sudah melalukan meving dan indentifikasi wilayah yang menjadi tempat sasaran para pengedar narkoba,” ungkapnya saat dikomfirmasi seusai memperingati hari sumpah pemuda, di Kantor Gubernur Jambi, Senin (29/10/2018).
Selan itu untuk menutup celah peredaran Narkoba di Jambi serta untuk mengiplementasikan Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2018, BNNP juga akan bekerja sama dengan seluruh kepala OPD serta organisai masyarakat untuk melakukan aksi nasional.
“Kita juga akan bekerja sama disetiap OPD atau masing-masing Kepala Dinas yang nantinya mereka akan menjalankan aksi nasional,” bebernya.
Disamping itu diakuinya, kondisi Jambi saat ini sangat mengkhawatirkan, karena secara nasional berdasarkan data surve pada tahun 2017 lalu Provinsi Jambi menduduki peringkat ke 4 sebagai penyalahgunaan Narkoba.
Untuk itu diakuinya perlu perhatian yang sangat serius. Sebagai langkah awal Heru mengatakan pihaknya akan melakukan beberapa program yang tentunya melalui kegiatan yang bersipat preventif.
“Dan kemudian langkah alternatif terakhir adalah prefenship. Sedangkan langkah preventif ini kita kedepankan P2M, seperti kita lakukan pada pagi ini dalam rangka hari Sumpah Pemuda. Pemuda-pemudi kita mendeklarasikan menolak Narkoba,” ujarnya.
Namun dia berharap deklarsi tersebut tidak hanya sebatas ucapan dan seremoni saja, akan tetapi diharapkan juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Tidak hanya sebatas menolak saja tetapi kita juga akan berikan pemahaman tentang bahaya Narkoba. Mereka akan menjadi agen-agen untuk menyebarkan bahaya Narkoba sehingga akan menjadi panutan oleh remaja yang lain,” sambungnya.
Dikatakannya pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi Indonesia emas, pasalnya pada tahun 2020 akan terjadi bonus demokrasi, artinya nanti usia remaja saat ini akan menjadi usia produktif dan akan menduduki jabatan-jabatan tertentu.
“Kalau mereka saat ini tidak kita kawal, tidak kita pagari dengan bahaya narkoba maka mereka akan menjadi pemuda yang rentan terhadap narkoba, kalo itu yang terjadi Indonesia emas pada tahun 2045 tidak akan tercapai,” sebutnya. (Budi)