JAMBI, AP – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyebutkan berdasarkan kajian terhadap data yang dihimpun hingga hari itu diketahui angka kesembuhan nasional 46,06 persen atau lebih rendah dibandingkan rata-rata global yakni 56,55 persen.
“Namun ada 19 provinsi yang memiliki persentase kesembuhan di atas angka rata-rata global atau di atas 56,55 persen,” kata dia, Selasa 7 Juli 2020.
Bahkan, terdapat sembilan provinsi dengan angka sembuh sudah melebihi 80 persen kasus di antaranya di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Gorontalo, Yogyakarta, Sumatera Barat dan Bangka Belitung.
Persentase kesembuhan tersebut berdasarkan total kasus sembuh yang mencapai 30.785 orang per Selasa pukul 12.00 WIB dari total kasus terkonfirmasi positif di Tanah Air mencapai 66.226 orang. Sementara untuk kasus kematian akibat COVID-19 yang berada pada angka 3.309, diketahui ini setara dengan 4,99 persen atau relatif sedikit lebih tinggi dibandingkan angka global yaitu 4,64 persen.
“Ini adalah rata-rata nasional tapi kalau kita rinci lebih lanjut sebenarnya sudah ada 20 provinsi yang angka kematiannya di bawah 4,69 persen,” kata dia.
Bahkan, terdapat 11 provinsi di Tanah Air yang angka kematiannya di bawah dua persen di antaranya Jambi, Nusa Tenggara Timur, Papua, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Bali, Kalimantan Timur dan Papua Barat.
Yurianto mengatakan tentunya angka tersebut diharapkan dapat terus turun dengan semakin baiknya layanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat di rumah sakit. Di samping itu, jika melihat pada angka testing COVID-19 yang dilakukan, maka secara nasional jumlah testing di Indonesia memang baru mencapai 3.394 testing per satu juta penduduk.
Angka tersebut adalah rata-rata nasional, namun ada lima provinsi yang angka testingnya cukup tinggi di antaranya DKI Jakarta telah melakukan sebanyak 26.527 tes per satu juta penduduk.
Kemudian, Sumatera Barat dengan 9.124 tes per satu juta penduduk, Bali 8.870 tes per satu juta penduduk, Sulawesi Selatan 6.288 tes per satu juta penduduk dan Papua 5.440 tes per satu juta penduduk. Secara umum, ujar dia, pemerintah saat ini harus lebih fokus pada beberapa provinsi yang kecenderungan angka kasus positifnya meningkat. Oleh karena itu permasalahan COVID-19 hendaknya diintervensi dengan mengedepankan aspek kesehatan masyarakat.
Sehingga peran serta masyarakat menjadi faktor penentu di dalam pengendalian kasus COVID-19. Sebab, jika hal itu dapat dilakukan sebaik-baiknya maka beban layanan rumah sakit akan menurun. Apalagi jika terjadi kelebihan bagi satu rumah sakit dalam penanganan COVID-19 atau merawat pasien yang terjangkit akan berdampak besar termasuk bagi para tenaga kesehatan dan kapasitas rawatan di rumah sakit.
“Maka seluruh masyarakat yang menjadi tulang punggung pengendalian COVID-19 jalankan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya. (Red)