• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Kamis, September 11, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Pasangan Fachrori-Syafril

Pasangan Fachrori-Syafril. Foto: Istimewa

Feodalisme Gaya Baru Pasangan Fachrori-Syafril

24 September 2020
in DEMOKRASI, HEADLINE

Oleh Nurul Fahmy

Berbeda dengan dua kandidat lainnya, pasangan Fachrori Umar dan Syafril Nursal selalu memilih outfit yang tidak biasa dalam penampilannya di hadapan publik pada momen pilkada ini. Fachrori berbusana raja, Syafril Nursal menggunakan baju panglima.

Berita Lainnya

Prof Shofia Amin Dilantik Sebagai Ketua ISEI Cabang Jambi, Usman Ermulan hingga Diza Wakil Wali Kota Masuk Dewan Penasehat

Dasi Biru Fadhil Arief dan Anwar Sadat Menunjukkan Pilgub Jambi Makin Dekat

Cek Endra Aklamasi Pimpin Golkar Jambi, Ivan Wirata Masuk Formatur 

Ini adalah politik simbol. Busana mereka bukan busana adat. Tapi busana raja. Adat adalah kebiasaan yang tumbuh sewajarnya dalam masyarakat. Dengan kostum tersebut mereka menyimbolkan diri sebagai raja atau penguasa. Dengan demikian mereka menunjuk rakyat Jambi sebagai jelatanya.

Menempatkan diri sebagai raja dan panglima dalam proses demokrasi pemilihan kepala daerah (pilgub) seperti hari ini adalah cerminan watak feodalisme. Kepemimpinan politik di birokrasi pemerintahan itu harusnya bersih dari anasir-anasir feodal.

Dalam cara pandang feodal, relasi antara raja dan rakyatnya adalah relasi kuasa. Keputusan tertinggi ada pada raja. Rakyat hanya dijadikan objek kekuasaan. Semua harus tunduk dan patuh. Feodalisme adalah sistem terburuk yang pernah ada. Feodalisme menyuburkan KKN.

Istilah ini mengadopsi praktik-praktik kuasa tuan tanah dengan para budaknya di Eropa sana sebelum Abad Pertengahan. Dalam praktiknya, feodalisme ini sudah tumbuh subur jauh sebelum itu. Masyarakat feodal adalah masyarakat yang sakit.

Di Indonesia, feodalisme secara tidak langsung sudah dihapus sejak negara ini memilih demokrasi sebagai sistem bernegaranya. Menggunakan simbolisasi raja-raja–padahal mereka bukan raja, bukan ninggrat– adalah gejala feodalisme gaya baru.

Pilihan busana raja raja itu juga menujukkan gejala “post power syndrom”. Fachrori Umar bukan lagi Gubernur Jambi. Dia bukan penguasa lagi. Dia sudah cuti. Begitu pula Syafril Nursal. Jenderal polisi ini bukan lagi komandan yang biasa pegang tongkat panglima. Dia seharusnya sudah tidak aktif lagi. Di depan nama pangkatnya, harus melekat istilah purnawirawan.

Sama seperti kandidat lainnya, mereka saat ini hanya sipil biasa yang siap menghamba kepada rakyat. Apabila dipilih. Bukan raja yang memerintah agar dipilih. Tak ada raja yang dipilih rakyat. Raja itu ditunjuk oleh kerabat istana sesuai garis keturunannya.

Menggunakan simbol raja-raja dalam proses demokrasi ini adalah antitesis dari demokrasi itu sendiri. Feodalisme dan demokrasi adalah dua hal yang berbeda dan bertentangan.

Seseorang mengatakan, pilihan busana pasangan itu adalah bentuk penghargaan kepada adat istiadat. Itu kebanggaan mereka sebagai masyarakat Melayu Jambi, kata seseorang.

Syafril Nursal dipersiapkan untuk memimpin misi penyelamatan Jambi dari ancaman-ancaman persoalan-persoalan fundamental yang menghalangi jalannya pemerintahan di Provinsi Jambi.

Benarkah? Penyelamatan? Penghargaan? Persoalan fundamental? Argumen apa ini?

Bangga kepada adat itu tidak mesti ditunjukkan dengan menggunakan busana adat. Apalagi busana raja raja. Sekali lagi itu politik simbol. Itu wujud watak feoadalistik.

Kebepihakan pada adat, apalagi sebagai kandidat kepala daerah, harusnya diwujudkan pada kebijakan, program yang tertuang dalam visi misi calon. Sekarang, mana visi misi Fachrori Umar dan Syafril Nursal yang menujukkan kebepihakan pada adat istiadat Jambi. Itu yang harus dipertanyakan. Khusus kepada Fachrori sebagai petahana maupun sebagai cakada. (Penulis adalah Jurnalis).

ShareTweetSend
Previous Post

Hakim Tolak Eksepsi Anak Buah Zumi Zola

Next Post

Ketua KPK Terbukti Langgar Kode Etik

Related Posts

Prof Shofia Amin Dilantik Sebagai Ketua ISEI Cabang Jambi, Usman Ermulan hingga Diza Wakil Wali Kota Masuk Dewan Penasehat

Prof Shofia Amin Dilantik Sebagai Ketua ISEI Cabang Jambi, Usman Ermulan hingga Diza Wakil Wali Kota Masuk Dewan Penasehat

11 September 2025
Dasi Biru Fadhil Arief dan Anwar Sadat Menunjukkan Pilgub Jambi Makin Dekat

Dasi Biru Fadhil Arief dan Anwar Sadat Menunjukkan Pilgub Jambi Makin Dekat

10 September 2025
Cek Endra Aklamasi Pimpin Golkar Jambi, Ivan Wirata Masuk Formatur 

Cek Endra Aklamasi Pimpin Golkar Jambi, Ivan Wirata Masuk Formatur 

6 September 2025
Usman Ermulan. Foto: Net

Musda Golkar Jambi Adem, Usman Ermulan Apresiasi Bahlil di Tengah Reformasi Jilid II

5 September 2025
Polda Jambi Beri Sinyal Amrizal Sebagai Tersangka, Simak Ulasan Kasus Ijazah Caleg Terpilih DPRD Provinsi

Polda Sumbar Temukan Unsur Pidana Kasus Anggota DPRD Provinsi Jambi, Golkar Siapkan Langkah Tegas

5 September 2025
Gelombang Demo, Usman Ermulan: Reformasi Jilid II

Gelombang Demo, Usman Ermulan: Reformasi Jilid II

4 September 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In