Jambi – Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL-Lemhannas RI) Jambi, Usman Ermulan, mendorong Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan tak sekedar menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang digelar setiap minggunya.
Dinas perkebunan dan asosiasi terkait musti berfikir supaya ekspor CPO melalui pelabuhan Muara Sabak. Pelabuhan Muara Sabak satu-satu pelabuhan untuk daerah Jambi yang sangat dinantikan, mengingat belum ada pelabuhan untuk dirapati oleh kapal-kapal berukuran besar.
Diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Jambi serta memperluas jangkauan perdagangan dengan negara-negara lain.
Karena dengan begitu juga, setidaknya harga TBS yang ditetapkan setiap minggunya oleh Disbun bertambah Rp300 per kilogram.
“Seperti harga TBS minggu ini, umur 10-20 tahun yang ditetapkan Rp3.613,68 tambah Rp300 menjadi Rp3.913,68,” kata Usman, mantan anggota DPR RI tiga periode yang matang di komisi keuangan, perbankan, dan perencanaan pembangunan nasional, Jumat, 15 Agustus 2025.
Dijelaskan mantan Staf Khusus Menteri/Kepala Bappenas ini, Jambi masuk penghasil sawit terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 4 juta jiwa.
Sampai sekarang, hasil produksi CPO dari 1,3 juta hektar lahan sawit di Provinsi Jambi, baik itu 700 ribu hektare milik kebun masyarakat maupun 600 ribu hektare milik perusahaan swasta, masih melalui Talang Duku untuk dibawa lagi ke pelabuhan Dumai Provinsi Riau.
“Pemerintah tinggal berbuat untuk menolong petani sawit untuk menghemat ongkos selama ini dari pelabuhan Talang Duku – Dumai Rp400 per kilogram,” ujar Usman.
Usman juga mendorong direksi PT. Pelindo, PT. Pulau Laut Line dan Pelabuhan Tanjung Priok menindaklanjuti pertemuan mereka dengan Gubernur Jambi, Al Haris, bersama Bupati Tanjung Jabung Timur, Dillah Hikmah Sari, beberapa waktu lalu.
“Haris dan Dillah harus berjuang terus mendesak mereka segera manfaatkan pelabuhan Muara Sabak. Menurut Gubernur Haris bahwa ekspor batu bara sudah di Muara Sabak karena ponton ukuran 8.000 ton lebih tidak bisa masuk sampai ke Talang Duku. Jadi, apa bedanya ponton untuk ekspor CPO antar benua juga berukuran 8.000 ton lebih,” kata mantan Bupati Tanjung Jabung Barat dua periode itu.
Usman menyebutkan, sawit salah satu komoditi yang mampu membangkitkan perekonomian Jambi sekarang.
“Apalah cukupnya dengan APBD Provinsi Jambi yang setiap tahun menyusut terus dari tahun ke tahun. Tahun 2026 diperkirakan tinggal Rp3,6 triliun. Bagaimana Jambi ini ke depan?,” ucap Usman. (Den)