Bangko, AP – Ada yang menarik pada apel kedisiplinan Senin kemarin (20/02) di halaman depan Kantor Bupati Merangin. Sekda Merangin H Sibawaihi yang tampil sebagai pembina upacara, memberikan bocoran kunci sukses seorang pegawai.
Dijelaskan sekda, untuk menjadi seorang pegawai yang sukses tidak cukup hanya mengandalkan kepintaran saja. Masih banyak faktor lain yang menjadi skala prioritas seorang pegawai bisa sukses dalam menjalankan tugasnya.
‘’Pertama harus memiliki disiplin yang tinggi, kedua harus jujur, ketiga harus bisa melakukan komunikasi, koordinasi, konsultasi dengan baik. Selanjutnya punya sikap ingin tahu dan punya visi diri yang jelas,’’ujar Sekda.
Disamping itu, harus menganut paham ‘segi tiga pengaman’. Artinya bila berhubungan keatas harus beri laporan yang benar, bila kebawah harus lakukan pembinaan dan bila sejajar atau selefel harus lakukan koordinasi.
‘’Pimpinan berkewajiban melindungi bawahan. Pimpinan itu bisa memimpin dan bisa dipimping, bisa memberi dan bisa menerima. Jadi jangan hanya bisa menerima atau memberi saja,’’tegas Sekda.
Dalam menjalankan tugas lanjut sekda, juga harus mengikuti aturan yang jelas. Diakui H Sibawaihi, saat ini banyak bawahan dalam menjalankan tugasnya sudah ada mengedepankan ego sektoral.
Kondisi itu membuat pelayanan yang dilakukan jadi amburadul. ‘’Kita ini punya aturan, bertangga naik berjenjang turun. Mentang-mentang dekat dengan pejabat yang diatas, langsung urusan lewat tol,’’tegas Sekda.
Kalau seorang staf ingin berurusan dengan atasan, jangan langsung meloncat ke atas, seperti bebas roming. Ikuti aturannya, dari staf ke kasubbag lalu ke kabag. Dari Kabag lalu ke Asisten baru kemudian ke Sekda.
Selain itu sekda juga menekankan agar bawahan selalu menggunakan etika dalam bekerja. Seorang sopir harus punya etika, disaat bepapasan dengan pejabat lain di jalan, harus disapa dengan menyalakan kelekson atau ngedim lampu.
Bahasa-bahasa isyarat sopir itu, etika seorang sopir. Jangan terang sekda, saat berpapasan dengan pejabat lain diam saja. ‘’Meskipun mobil dinas itu kosong, etika itu harus dijalankan, karena orang tahunya itu mobil pejabat,’’terang Sekda.
Tidak hanya itu, sekda juga mewarning ADC. Menurut sekda ADC siapapun harus punya etika dalam bekerja. ADC orang pertama yang bertemu tamu, jadi harus punya sikap yang ramah.
‘’Seorang ADC juga mencerminkan atasannya. Jika ADC-nya sombong tentu akan berdampak kepada atasannya. Sering kejadian tamu yang dikecewakan ADC menganggap sikap atau keputusan ADC adalah sikap atasan,’’jelas Sekda.
Kondisi itulah yang sering menimbulkan anggapan buruk kepada pejabatnya. Intinya ADC jangan berani mengambil keputusan tanpa koordinasi dengan atasannya. nzr