Kualatungkal, AP – Isu ditengah masyarakat tentang pendistribusian gas 3 Kg ada dugaan permainan agen dan pangkalan di Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), menjadi perhatian serius di kalangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanjabbar. Apalagi dalam beberapa bulan terakhir, terjadi kelangkaan gas 3 Kg.
Menyikapi dugaan tersebut, Pemkab membentuk tim Pengawasan Pendistribusian Elpiji 3 Kg Se- Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Selain itu, pengusaha pangkalan gas Elpiji akan dipanggil
“Kami bersama Tim sudah melihat kondisi langsung di lapangan dengan turun langsung ke kecamatan. Kita tahu sasaran tabung gas 3 kg ini untuk masayarakat miskin, tapi kondisi di lapangan masih ada terjadi penyimpangan baik harga ditingkat pengecer,” tegas Ketua Migas Jambi Rahman seusai menghadiri rapat Koordinasi pengawasan Elipiji di Aula kantor Bupati, Selasa (12/11).
Rahman menambahkan, untuk wilayah kabupaten Tanjabbar ada 170 Pangkalan. Seluruh agen sudah mengantongi sarat atau prasarat.
“Saya kira sudah klop. Jadi semua agen wajib hukumnya memberikan sosialisasi kepada pangkalan tersebut. Persoalan pokok di sini kenapa jadi langka gas Elpigi ini. Agen tidak mungkin melakukan penyelewengan karena termonitor oleh pertamina. Ini ada indikasi distribusi tidak tepat sasaran kepada pengecer,” urainya.
Sementara itu, Kadis Koperindag Syafriwan mengatakan untuk agen Elpiji 3 Kg diperuntukan untuk masyarakat miskin bukan untuk masyarakat keseluruhan.
“Saya luruskan LPG ini bukan untuk masyarakat keselurahan tapi untuk masyarakat miskin dan usaha mikro, ” ujarnya.
Sementara salah satu agen mengaku, kuota yang diberikan seminggu sekali dinilai masih kurang. Sedangkan kuota yang diberikan tidak mencukupi. “Bagaimana kami bisa membagi 280 satu pangkalan. Itupun seminggu sekali masuk,” tukasnya. (her)