Usman Ermulan Ucapkan Selamat
Jakarta, AP – Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) yang saat ini menjabat sebagai ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dilantik dan dipercaya oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) menggantikan Teten Masduki, Pelantikan tersebut digelar di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 Desember 2018 sekitar pukul 09.30 WIB.
Pelantikan Moeldoko sebagai Kepala Staf Presiden disambut Afresiasi oleh pengurus HKTI di daerah, salah satunya Drs. H. Usman Ermulan, MM ketua HKTI Provinsi Jambi yang dilantik oleh Moeldoko beberapa waktu lalu di Rumah dinas gubernur Jambi.
Dalam penyambutan sekaligus digelar selamatan atas dilantiknya Moeldoko juga hadir Mayjend. (Purn). Bambang Waluyo, dikantor sekretariat DPN HKTI Pusat, dijalan Cokrominoto No 57, Menteng, Jakarta.
Drs. H. Usman Ermulan, MM yang juga merupakan Mantan DPR-RI didampingi putra pertamanya Rheza Pahlevi memberikan ucapan selamat kepada Ketua Umum HKTI tersebut atas jabatanya sebagai kepala Staf Presiden.
“Selamat saya ucapkan kepada pak Moeldoko sebagai kepala Staf Presiden RI yang dilantik siang tadi diistana oleh Presiden,” ucap Usman Ermulan singkat saat diwawancarai.
Usman mengatakan meski saat ini Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf Presiden RI namun tetap konsisten bersama HKTI disela kesibukannya yang baru.
Moeldoko selama ini sudah malang melintang di TNI. Dia bahkan telah memegang pucuk pimpinan tertinggi sebagai Panglima TNI. Moeldoko yang lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 menjabat sebagai Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013. Ia adalah KSAD terpendek dalam sejarah militer di Indonesia seiring pengangkatan dirinya sebagai panglima.
Moeldoko adalah Alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa. Selama karier militernya, Moeldoko juga banyak memperoleh tanda jasa antara lain Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama,
Operasi militer yang pernah diikuti antara lain Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995. Ia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.
Walau sebagai tokoh militer, namun pemahaman Moeldoko tentang civilian tidak diragukan lagi. Tak heran, usai melepas jabatannya sebagai Panglima TNI, Moeldoko memilih mengabdikan diri untuk pertanian, ketimbang berpolitik praktis. Sudah banyak yang dilalukannya untuk sektor pertanian, hingga mengantarkan dia menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Memegang ‘tongkat komando’ Ketum HKTI, banyak sekali gebrakan yang dilakukannya. Mulai dari menciptakan teknologi M-Tani, benih padi M400 dan M70D hingga langkah-langkah dalam meregenerasi petani.
Selama memegang jabatan di tubuh TNI pun, Moeldoko menekankan profesionalitas TNI di tengah persoalan nasional, regional dan global. (tim)