Para petani budi daya ikan di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi terkendala mahalnya harga pakan yang memaksa mereka mengurangi jumlah tebaran ikan dalam satu periode produksi.
“Banyak kendala yang dialami pembudi daya ikan, selain suhu dan kualitas air, saat ini pakan ikan merupakan kendala utama mereka,” kata Kepala Seksi Perbenihan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Dessy Zakwan di Muarabulian Kabupaten Batanghari, Kamis (25/01).
Ia mengatakan bahwa pakan ikan dengan kualitas baik dalam satu karungnya mencapai Rp305 ribu dengan berat 30 kg/karung. Bila membeli dalam satuan kilogram, per kilonya pakan ikan tersebut dihargai sebesar Rp11 ribu.
Selain pakan ikan, suhu dan kualitas air, fase kematian ikan juga merupakan salah satu kendala yang harus dihadapi pembudi daya. Saat ikan memasuki usia 1 sampai 2 bulan ikan memasuki fase kematian, bila suplai pakan dan kualitas air buruk makan ikan akan banyak yang mati.
Banyaknya kendala dalam pembudidayaan ikan tersebut, membuat pembudi daya mengurangai jumlah tebaran ikan dalam satu periode tebar benih ikan.
Biasanya dalam satu periode penebaran, pembudi daya dapat menebar 5.000 s.d. 6.000 benih ikan. Namun, saat ini pembudi daya hanya berani menebar benih sebanyak 3.000 s.d. 4.000 benih ikan saja dalam satu unit kolam.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala dalam pembudidayaan ikan tersebut, pembudi daya mencoba membuat pakan ikan secara mandiri. Khusus pembudi daya ikan keramba, lebih memperhatikan kulaitas air dalam melakukan penebaran.
Pembudi daya ikan keramba yang mayoritasnya berada di sungai Batanghari, kata Dessy, pihaknya mengarahkan mereka mengatur jadwal tanam.
Dalam 1 tahun, pembudi daya ikan keramba dapat melakukan pembudidayaan sebanyak tiga kali. Dalam satu periode, pembudidayaan memakan waktu selama 3 bulan.
Banyaknya kendala yang dialami pembudi daya berpengaruh terhadap produksi ikan di daerah itu. Hingga Desember tahun 2017, produksi ikan di daerah itu mencapai 10.991 ton dari target sebanyak 11.119 ton.
Meski demikian, produksi ikan pada tahun 2017 meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, produksi ikan di daerah itu hanya sebesar 9.700 ton. Pada tahun 2018, pemerintah daerah itu menargetkan produksi ikan sebanyak 12.000 ton.
Ia menyebutkan ada tiga jenis ikan yang menjadi komoditas unggulan di daerah itu, yakni ikan nila, patin, dan ikan lele.
Pada tahun 2017, produksi ikan nila di daerah itu sekitar 4.000 ton, ikan patin sekitar 5.600 ton, dan ikan lele sekitar 230 ton.
Terkait dengan pemasarannya, pembudi daya ikan di daerah itu telah memasarkan ikan-ikannya ke luar daerah, di antaranya dipasarkan ke Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo, dan Tebo, bahkan ada yang dipasarakan ke Provinsi Sumatra Selatan.
“Banyaknya pembudi daya yang memasarkan ikan keluar daerah dikarenakan kebutuhan ikan di dalam daerah telah terpenuhi,” katanya. ant