Kualatungkal, AP – Proyek pembangun Rabat Beton (Jalan Setapak) melalui dana desa, yang berlokasi di Desa Parit Sidang, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. menuai protes dari warga.
Pasalnya, proyek pembangunan jalan setapak beton yang di baru dibangun pada Desember 2017 lalu ini, kondisinya mulai rusak.
Menurut warga saat ditemui awak media, TPK selaku pihak yang mengawasi pekerjaan dana desa di wilayah ini, seolah tidak tahu jika hasil pekerjaan tersebut tidak berkualitas baik.
“Baru dua bulan saja sudah seperti itu, bagaimana kalau setahun, bisa rata dengan tanah dan hilang betonnya. Saya menduga rendahnya kualitas pekerjaan mengakibatkan jalan lingkungan ini terkelupas dan berlobang,” ujar salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
Kata dia, pihaknya tidak mempersoalkan berapa banyak dan berapa panjang jalan yang dibangun, yang penting kualitas dan mutu jalannya baik sehingga dapat dinikmati warga dalam jangka panjang.
“Ini belum apa-apa sudah rusak, kalau pola seperti ini tiap tahun hanya jalan saja yang di programkan desa, hal ini sudah kita sampaikan ke desa tapi tidak ada tindak lanjut, “ tegasnya.
Selain soal jalan yang baru dibangun melalui dana desa, dijelaskannya warga juga kecewa dengan kebijakan desa dalam menempatkan program desa setiap tahunnya,
“Sudah menjadi rahasia umum di wilayah ini dan sudah juga di bahas tiap rapat di desa jika jalan di RT 1 menuju ke pelabuhan pompong di bangun melalui dana desa, sayangnya sampai hari ini hanya sebatas wacana dan tidak di bangun. Jadi kesan nya tebang pilih kades kami ini,” sebutnya.
Terpisah kepala Desa Parit Sidang Kecamatan Pengabuan Yani saat di konfirmasi membantah, jika tebang pilih dalam melaksanakan program dana desa.
“ Itu tidak benar, program dana desa yang kita laksanakan sudah melalui musyawarah terlebih dahulu. Jadi tidak ada wilayah yang di istimewa kan semua sudah di bahas dalam musyawarah, “ terangnya.
Dirinya menyebut, soal jalan yang berlokasi di RT 1 menuju ke pelabuhan pompong yang hingga saat ini belum di bangun itu disebabkan karena faktor alam.
“ Sebenarnya tahun 2017 lalu sudah kita anggarkan melalui dana desa, dikarenakan saat akan membangun masuk pada musim hujan dan musim air pasang besar maka pembangunan kami Batalkan. Jika tetap di paksakan tentu hasilnya tidak akan maksimal, insyaallah tahun ini kita anggarkan kembali, “ janjinya.
Disinggung terkait kondisi jalan yang baru di bangun beberapa waktu lalu yang saat ini kondisinya sudah mulai rusak? Kades berdalih, jika permasalahan ini bisa di tanyakan langsung ke TPK nya, karena yang mengawasi secara langsung proses pembangunan dari awal sampai selesai adalah TPK.
“Yang jelas kita sering kali mengingatkan untuk mengutamakan mutu dan kualitas dalam bekerja,” tutupnya. (bjg)