Jambi, AP – Plt Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Provinsi Jambi, drg Iwan Setiawan mengatakan pihaknya masih melakukan uji lab penyakit yang diderita anak siswi SD di Kabupaten Sarolangun yang disebut karena vaksin rubella.
“Saat ini masih kita lakukan uji lab apakah benar penyakit yang diderita anak SD tersebut karena vaksin rubella atau tidak,” katanya di Jambi, Senin, (17/9).
Ia menambahkankan berdasarkan keterangan yang dihimpun, anak SD itu mendapat suntikan vaksin rubella dua Minggu sebelum penyakit yang diderita itu muncul. Umumnya jika akibat vaksin paling lama dua hari akan ada reaksi ke tubuh.
Sebab itu, ia belum bisa memastikan apakah penyakit aneh yang diderita anak tersebut dikarenakan vaksin rubella atau tidak karena butuh uji lab.
Ia mengemukakan sebelum anak di vaksin, kondisi anak harus sehat atau tidak boleh dalam kondisi lemah seperti demam, karena itu akan memperburuk kondisi anak.
Sebelumnya siswi Kelas 1 SD 163 Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun menjadi perbincangan karena disekujur tubuhnya anak tersebut seperti terkena cacar air. Keluarga korban mengatakan penyakit tersebut muncul usai anak tersebut mendapat suntikan vaksin rubella di sekolahnya.
Mujito Kepala Desa Bukit Suban yang juga Paman siswi SD tersebut mengatakan terkait dugaan adanya kejadian itu pascadiberikannya vaksin rubella ia tidak berani memastikan, namun anak tersebut mengalami penyakit seperti itu setelah dua hari mengikuti kegiatan vaksin tersebut.
“Itu dua hari setelah ada penyuntikan vaksin rubella, ada gatal di mata dan dikira cuma penyakit cacar biasa tapi bertambah terus di tubuhnya. Tapi kami sudah konsultasi ke dokter dan sekarang sudah di rumah sakit Raden Mataher Jambi,” jelasnya.
Mujito mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu hasil labor yang ditangani dokter spesialis.
Pihak Puskesmas Pematang Kabau Kecamatan Air Hitam yang menjadi tempat pelaksana kegiatan pemberian vaksin rubella tersebut menyatakan sudah melakukan investigasi ke lapangan terkait kejadian yang menimpa siswi SD itu.
“Kami sudah melaksanakan investigasi di lapangan kemarin, bahwa anak tersebut kami berikan imunisasi pada tanggal 7 Agustus 2018,” ujar kepala Puskesmas Pematang Kabau, Usman.
Ia mengemukakan menurut pengakuan ibu siswi itu, sakit tersebut baru terjadi sekitar dua minggu lalu.
“Dan dulu beberapa tahun yang lalu anak tersebut pernah mengalami penyakit yang sama, tapi tidak separah saat ini. Dan berdasarkan juknis pemberian dan dampak imunisasi MR dari Kemenkes RI, tidak ada seperti penyakit yang diderita anak itu,” kata Usman. ant