Kualatungkal, AP—Dinas PUPR Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) tahun depan (2019) kebagian Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum dan Sanitasi sekitar Rp 6 miliar. Dana yang dialokasi Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya ini akan difokuskan di Kecamatan Renah Mendaluh.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas PUPR Tanjab Barat melalui Kabid Cipta Karya Syafrun ditemui di ruang kerjanya, Senin (01/10).
Diluar instalasi air di Tebing – Bram Itam – Kualatungkal, sejumlah kecamatan sudah dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Diantaranya di Sungai Rambai, Muara Papalik, Merlung, Teluk Nilau, Pelabuhan Dagang dan Batang Asam.
Dari sejumlah SPAM yang sudah terbangun, kecepatan volume air yang sudah tersalur ke masyarakat antara 10 – 20 liter per detik.
Menurut Syafrun, SPAM yang rencananya dibangun di Kecamatan Renah Mendaluh berkecepatan 20 liter per detik atau setara untuk disalurkan ke 1.000 pelanggan.
Dengan spot SPAM yang ada, diharapkan bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan air bersih. Namun, beberapa stasiun ini berdiri sendiri dengan sumber baku yang berbeda dengan instalasi air bersih dari Teluk Pengkah – Tebing Tinggi menuju Kualatungkal.
“Kalau semuanya dikonekkan, tentu akan ada biaya besar lagi, terutama penambahan pipa. Makanya terpisah, dari intake Teluk Pengkah. Di beberapa wilayah yang ada SPAM, sumber bakunya juga cukup baik,” katanya.
SPAM yang dibangun melalui alokasi DAK ini, selanjutkan diserahkan ke PDAM Tirta Pengabuan. Otomatis, menjadi sistem kerja PDAM.
“Kita hanya menyiapkan perencanaan dan lahannya untuk pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Ya perkiraan sekitar Rp 5 M sampai Rp 6 M,” timpalnya.
Setelah SPAM Renah Mendaluh tuntas dibangun, masih ada beberapa wilayah yang menjadi perhatian soal kebutuhan air bersih, diantaranya wilayah Seberang Kota dan Kualabetara.
Disebutkan, untuk mendukung amanah RPJMN 2015-2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Ditjen Cipta Karya telah mencanangkan Gerakan 100-0-100. Sebuah gerakan menuju pemenuhan target 3 sektor yaitu pemenuhan 100 persen akses aman air minum, pengurangan kawasan kumuh menjadi 0 persen dan pemenuhan 100 persen akses sanitasi layak pada tahun 2019.
Gerakan 100-0-100 diarahkan untuk mendukung visi Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur yang handal dalam pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkungan permukiman, serta penataan bangunan dan lingkungan. Infrastruktur yang menentukan suatu permukiman disebut layak huni antara lain adalah ketersediaan dan kondisi akses aman air minum dan sanitasi layak.(it)