• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Rabu, Juli 2, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Vaksinasi Digelar Polisi Jambi Capai Target

Ilustrasi suntik vaksin

Negara Barat Belum Akui Vaksin Sinovac dan Sinopharm

2 Juli 2021
in HEADLINE

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan seluruh vaksin corona, termasuk buatan China, seharusnya diakui oleh seluruh negara yang sudah membuka kembali perbatasan mereka dan menerima pendatang yang sudah divaksin.

Pernyataan WHO ini bisa dilihat sebagai desakan kepada negara-negara di Eropa dan Amerika Utara yang sampai saat ini belum memberikan izin penggunaan dan tidak mengakui vaksin Covid-19 buatan China.

Berita Lainnya

Kepala Daerah di Jambi: Tolong Jangan Anda Beri Izin Pabrik Sawit di Hutan Lindung, Itu Melanggar Hukum Internasional

Sederet Temuan BPK RI di Diskominfo Jambi, Kalian Jangan Kaget Ya!! Setengah Miliar Tidak Diketahui Keberadaan Itu Barang

Bangun Jembatan Aurduri 3 Hanya Rp200 Miliar, Tapi Mengapa Pak Al Haris Memilih Islamic Center Rp150 Miliar dan Stadion Rp250 Miliar, Manakah Menurutmu yang Lebih Bermanfaat?

Sampai saat ini WHO memberikan izin penggunaan bagi vaksin Covid-19 buatan perusahaan Barat yakni Pfizer-BioNTech, Moderna Inc., AstraZeneca, serta Johnson & Johnson.

Selain itu, WHO juga memberi izin kepada dua vaksin buatan China, Sinovac dan Sinopharm.

“Kebijakan yang hanya membolehkan orang-orang yang sudah divaksin hanya dari beberapa produsen yang diizinkan oleh WHO untuk memperoleh keuntungan dari pembukaan kembali kegiatan perjalanan akan menciptakan dua sistem yang berbeda, memperlebar kesenjangan vaksinasi di tingkat dunia dan memperburuk ketidakadilan yang telah kita lihat dalam distribusi vaksin Covid-19. Hal ini akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi,” demikian isi pernyataan WHO, seperti dilansir Associated Press, Jumat (2/7/2021).

Sebagai contoh dengan pembedaan perlakuan terhadap vaksin corona yang dimaksud adalah seperti keputusan Uni Eropa pada Mei lalu yang hanya mengakui vaksin yang diberi izin oleh Badan Obat-obatan Eropa.

Sampai saat ini lembaga itu sama sekali belum menyetujui vaksin Covid-19 buatan China.

Akan tetapi, Uni Eropa menyatakan mereka tidak melarang jika ada negara anggotanya yang membolehkan para pendatang yang sudah divaksin Covid-19 di luar dari yang diberi izin oleh Badan Obat-obatan Eropa, termasuk vaksin Sputnik V buatan Rusia.

Badan Obat-obatan Eropa dilaporkan tengah mempertimbangkan memberi izin penggunaan vaksin Sinovac, tetapi sampai saat ini alur prosesnya belum diketahui secara rinci.

Sampai saat ini mereka tidak berniat memberi izin vaksin AstraZeneca yang dibuat dengan lisensi di India.

Kebijakan itu dinilai bisa menyulitkan penduduk di negara berkembang yang mengandalkan vaksin corona dari skema pemerataan COVAX yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut WHO, kebijakan semacam itu merusak kepercayaan terhadap vaksin Covid-19 yang sudah dinyatakan aman dan efektif.

Sebab dalam laporan WHO, vaksin Sinopharm dan Sinovac diketahui efektif melawan virus corona serta mengurangi ancaman kematian akibat penyakit itu.

Vaksin Sinopharm dan Sinovac dibuat dengan teknik melemahkan virus corona. Sedangkan vaksin yang dibuat oleh perusahaan Barat menggunakan teknologi yang mampu mengambil zat protein yang membungkus virus itu.

Meski negara-negara Barat saat ini bergantung dengan vaksin buatan Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca, tetapi negara-negara berkembang banyak yang memilih menggunakan vaksin buatan China.

Negara seperti Seychelles dan Bahrain yang menggunakan vaksin buatan China memperlihatkan tingkat kekebalan masyarakat mereka setelah disuntik cukup baik dan bisa menahan lonjakan kasus infeksi seperti yang kini tengah terjadi di sejumlah negara lain di dunia.

ShareTweetSend
Previous Post

Pegawai Nonesensial Wajib Kerja dari Rumah 100 Persen Selama PPKM Darurat

Next Post

Sapi Kurban Jokowi untuk Jambi Diberi Nama Jarot

Related Posts

Warga Blokir Pelabuhan, Ekspor di Jambi Terancam Merosot, Pj Bupati Jangan Tidur?

Kepala Daerah di Jambi: Tolong Jangan Anda Beri Izin Pabrik Sawit di Hutan Lindung, Itu Melanggar Hukum Internasional

27 Juni 2025
Sederet Temuan BPK RI di Diskominfo Jambi, Kalian Jangan Kaget Ya!! Setengah Miliar Tidak Diketahui Keberadaan Itu Barang

Sederet Temuan BPK RI di Diskominfo Jambi, Kalian Jangan Kaget Ya!! Setengah Miliar Tidak Diketahui Keberadaan Itu Barang

23 Juni 2025
Bangun Jembatan Aurduri 3 Hanya Rp200 Miliar, Tapi Mengapa Pak Al Haris Memilih Islamic Center Rp150 Miliar dan Stadion Rp250 Miliar, Manakah Menurutmu yang Lebih Bermanfaat?

Bangun Jembatan Aurduri 3 Hanya Rp200 Miliar, Tapi Mengapa Pak Al Haris Memilih Islamic Center Rp150 Miliar dan Stadion Rp250 Miliar, Manakah Menurutmu yang Lebih Bermanfaat?

23 Juni 2025
Lewat Anjungan Mengenali Posisi Jambi Dimata Internasional, Emang Bisa?

TERNYATA Al Haris Cuma Gertak Sambal, Tak Akan Maju Ketum KONI Jambi

21 Juni 2025
2 Remaja Tebo Tenggelam saat Mandi di Sungai Batanghari 

2 Remaja Tebo Tenggelam saat Mandi di Sungai Batanghari 

16 Juni 2025
Ariansyah Wara-wiri Cari Simpatik, Butuh Belas Kasihan Usman Ermulan

Gubernur Al Haris Berambisi Jadi Ketum KONI, Usman Ermulan Minta Hentikan Cawe-cawe

13 Juni 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In