Jambi, AP – sebanyak 14 orang warga Jambi meninggal dunia akibat wabah demam berdarah dengue (DBD) selama tahun 2016, hal ini diketahui dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Provinsi Jambi selama tahun 2016.
“Dari 1.552 kasus DBD yang kami terima berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Provinsi Jambi, 14 orang diantaranya meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Kaswendi, Minggu (19/02).
Ditemukan banyaknya gejala DBD itu katanya, disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan rumah dan lingkungan sekitar mereka dari jentik-jentik nyamuk.
Ia mengatakan puncak wabah demam berdarah dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu pada awal tahun 2016 atau pada saat itu terjadi puncak musim hujan.
“Pada awal tahun itu laporan penderita DBD meningkat karena pada saat itu terjadi musim penghujan sehingga menyebabkan perkembangbiakan nyamuk di lingkungan yang kotor juga meningkat,” kata dia.
Dari jumlah kasus DBD tersebut dirincikan, pada bulan Januari kasus DBD tercatat sebanyak 530 kasus, empat orang diantaranya meninggal dunia, bulan Februari 469 kasus lima diantaranya meninggal dunia, Maret 185 kasus dan satu orang meninggal dunia, April ditemukan 101 kasus dan dua orang meninggal dunia.
Kemudian bulan Mei 42 kasus, Juni 24 kasus, Juli 22 kasus, Agustus 38 kasus, September 25 kasus, Oktober 58 kasus dan satu orang meninggal dunia. selanjutnya bulan November 31 kasus dan satu orang meninggal dunia serta bulan Desember ditemukan 28 kasus DBD.
Dirinya meminta masyarakat harus waspada terhadap ancaman DBD, terutama saat musim terjadinya hujan, diantaranya yang yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.
Selain itu menurut Kaswendi, yang paling efektif dalam pencegahan demam berdarah yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M dengan melakukan 3M yaitu menguras, menutup, mengubur dan mendaur ulang barang bekas.
“Sangat diperlukan adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri untuk menerapkan pola hidup bersih, dan juga melakukan PSN di lingkungannya masing-masing. Dimana ada air tergenang itu dibersihkan dan harus rutin dilaksanakan minimal satu kali seminggu,” kata Kaswendi menambahkan. ant