Kualatungkal, AP—Minimnya sarana dan prasaran pendukung masih mewarnai ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di Kabupaten Tanjab Barat. Mulai dari komputer, listrik hingga sampai pada jaringan internet.
Sejak di gelar berbagai kendala di hadapi pihak sekolah penyelenggaran UNBK di kabupaten Tanjab Barat. Pasalnya, di sejumlah sekolah penyelenggaran kegiatan yang berstandar nasional ini masih di jumpai sejumlah persoalan teknis yang seharusnya tidak terjadi.
Dari pantauan di lapangan, ujian nasional berbasis komputer ini terkesan program pemerintah yang di paksakan. Karena, minimnya prasarana pendukung kelancaran program ini hampir di temukan di setiap sekolah penyelenggara UNBK.
Seperti halnya SMAN 1 Pengabuan untuk tetap dapat melaksanakan UNBK pihak sekolah harus bekerja keras mengumpulkan leptop dan komputer supaya dapat melangsungkan program UNBK.
Tidak hanya sampai disitu, pasokan listrik dari PLN yang tidak stabil juga membuat pihak sekolah harus menyediakan mesin jenset supaya tidak terjadi gangguan saat ujian berlangsung.
Kepala sekolah SMAN 1 Pengabuan Kasiyo, S. Pd saat dikonfirmasi membenarkan kendala yang di hadapi pihak sekolah selama pelaksanaan UNBK berlangsung.
”Inilah kondisi dan permasalahan yang kami hadapi dalam pelaksanaan UNBK, untuk meyediakan komputer kita harus pinjam sana sini, baik dengan para guru, wali murid serta minjam dengan sekolah lainnya, “katanya.
Dijelaskannya juga, sejak berlakunya program UNBK pihak sekolah belum pernah mendapatkan bantuan dari dinas dan pemerintah untuk kelengkapan Sanpras UNBK tersebut.
“Tidak ada satu pun pasilitas yang kita terima untuk kelengkapan UNBK, semua nya kita upayakan dari anggaran sekolah yang ada, karena dana terbatas yang bisa kita beli juga terbatas,” jelasnya.
Menurutnya juga, pihak sekolah hanya bisa berharap agar program UNBK yang sudah berjalan dengan baik ini juga di tunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana. “Kami dari sekolah hanya bisa berharap, pada UNBK yang akan datang tidak lagi terkendala dengan persoalan yang sama, “imbuhnya.
Ketua panitia UNBK SMAN 1 Pengabuan M. Imam Tobroni, S. PdI menuturkan, jumlah peserta yang mengikuti UNBK di SMAN 1 Pengabuan sebanyak 250 orang. Terdiri dari siswa SMA 1 Pengabuan sebanyak 120 orang sedangkan sisa nya berasal dari SMA 4 Pengabuan, SMA yayasan Pengabuan, SMA 3 Pengabuan serta SMA yang berinduk ke SMAN 1 Pengabuan.
Terpisah ketua komite SMAN 1 Pengabuan Salifri, S. Pd juga mengkritisi lambanya perhatian pemerintah terhadap sekolah di wilayah kecamatan Pengabuan.
“Seharusnya semua kelengkapan sarana dan prasarana untuk UNBK ini sudah di pasilitasi dinas terkait sebelum UNBK di laksanakan, supaya pihak sekolah tidak terkendala dalam mensukseskan program yang berskala nasional ini, “sesalnya.
Selain berbagai kendala yang di hadapi pihak sekolah dalam melaksanakan UNBK juga tampak ketidak siapan dinas pendidikan dalam melangsungkan ujian nasional kali ini. Hal itu terlihat dari tidak adanya tim pemantau dan pengawasan yang di terjunkan dinas ke sekolah. Hingga hari ke dua UNBK di gelar tidak satupun pemantau dari dinas pendidikan yang terlihat hadir di sekolah. (jt)