• REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
Rabu, Mei 28, 2025
Aksipost.com
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Aksipost.com
No Result
View All Result
Siap-siap Puluhan Perusahaan Batu Bara Dicabut

China Bertindak, Harga Batu Bara Langsung Rontok

30 Oktober 2021
in EKONOMI, HEADLINE

PEMERINTAH China tengah mempertimbangkan untuk melakukan intervensi terhadap harga komoditas yang naik tajam, termasuk batu bara.

Beberapa waktu lalu, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) mengungkapkan tengah mempelajari langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengintervensi harga batu bara.

Berita Lainnya

SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic

Polemik Ijazah Amrizal, Pengamat Sarankan Adu Data dengan Anggota TNI

Kepiawaian PT Us-Us Utama Diakui Pertamina: The Best of Market Acquisition

Mereka akan melakukan segala upaya agar harga kembali ke kisaran yang masuk akal.

Salah satunya adalah dengan menggenjot produksi, yang sempat terhambat karena bencana banjir di sejumlah wilayah penghasil batu bara.

Jika ini berhasil dilakukan pemerintahan Presiden Xi Jinping, dipastikan kebutuhan impor China akan berkurang.

Sebagaimana diketahui, pada 18 Oktober 2021, produksi batu bara China tercatat 11,6 juta ton, melonjak 8,6% dibandingkan posisi akhir bulan lalu.

NDRC menargetkan produksi 12 juta ton per hari agar harga batu bara bisa turun.

Menurut perhitungan Refinitiv, jika tingkat produksi Oktober 2021 terjaga hingga akhir tahun, maka pada kuartal IV-2021 produksi batu bara China akan sebanyak 1,07 miliar ton.

Ini membuat produksi sepanjang 2021 menjadi 3,99 miliar ton, naik 4% dibandingkan 2020 sekaligus menjadi rekor tertinggi.

Batu bara merupakan komoditas strategis bagi China, karena sekitar 60% pembangkit listrik di sana menggunakan tenaga batu bara.

Tingginya harga batu bara membuat perusahaan listrik kesulitan, terutama saat permintaan juga ikut tinggi.

Harga batu bara ibarat roller coaster di bulan Oktober. Di awal bulan batu bara terus menanjak hingga memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa, tetapi setelahnya berbalik nyungsep hingga puluhan persen, dan berada di level terendah nyaris 3 bulan terakhir.

Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan di Ice Newcastle Australia untuk kontrak dua bulan ke depan anjlok 10,12% ke US$ 154,9/ton pada perdagangan Jumat (29/10) kemarin, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 5 Agustus lalu

Sepanjang pekan ini, batu bara tercatat merosot nyaris 19%. Sementara jika dilihat dari rekor tertinggi sepanjang masa US$ 280/ton yang dicapai pada 5 Oktober lalu, maka harga batu bara sudah ambrol lebih dari 44%.

China yang terus berupaya mengintervensi pasar batu bara membuat harga acuannya semakin merosot.

Batu bara adalah komoditas strategis bagi China, karena sekitar 60% pembangkit listrik di sana menggunakan tenaga batu bara.

Tingginya harga batu bara membuat perusahaan listrik kelimpungan karena di sisi lain permintaan juga sangat tinggi.

Pemerintah China sudah memberikan persetujuan bagi 153 penambang untuk meningkatkan produksi. Penambahan produksi diharapkan mampu menurunkan harga, dan dampaknya sudah terlihat belakangan ini.

Terbaru, China dikabarkan akan melakukan intervensi langsung dengan menetapkan target harga batu bara.

Reuters melaporkan rencana tersebut diungkapkan pada pertemuan antara Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional (NDRC) dengan para penambang batu bara, distributor, juga perusahaan pembangkit listrik pada Selasa dan Rabu pekan ini.

Di sisi lain, terkait dengan krisis energi, perusahaan energi besar China juga sempat mencari kesepakatan jangka panjang dengan pemasok dari Amerika Serikat (AS) pada pertengahan Oktober lalu.

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters jika perusahaan energi besar seperti Sinopec Corp dan China National Offshore Oil Company (CNOOC) sedang dalam pembicaraan lanjutan mengenai kontrak jangka panjang dengan eksportir gas alam cair (LNG) dari AS.

Pembicaraan ini dikatakan dapat menghasilkan kesepakatan senilai puluhan miliar dolar yang akan meningkatkan impor LNG China dari AS di tahun-tahun mendatang.

Sebelumnya perdagangan gas antara kedua negara sempat berhenti sebentar saat perang dagang China-AS 2019 silam.

ShareTweetSend
Previous Post

Megawati Ingin PDIP Menang Terus, Demokrat Semprot Begini

Next Post

Berkas Perkara Ijazah Palsu Kades Tebo Diteliti Jaksa

Related Posts

SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic

SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic

28 April 2025
Polemik Ijazah Amrizal, Pengamat Sarankan Adu Data dengan Anggota TNI

Polemik Ijazah Amrizal, Pengamat Sarankan Adu Data dengan Anggota TNI

22 April 2025
Kepiawaian PT Us-Us Utama Diakui Pertamina: The Best of Market Acquisition

Kepiawaian PT Us-Us Utama Diakui Pertamina: The Best of Market Acquisition

16 April 2025
Air PDAM Tirta Mayang Sering Mati, Hidup Hari Kamis

Usman Ermulan Dorong Maulana Evaluasi Kinerja PDAM Tirta Mayang

4 April 2025
Ariansyah Wara-wiri Cari Simpatik, Butuh Belas Kasihan Usman Ermulan

Ariansyah Wara-wiri Cari Simpatik, Butuh Belas Kasihan Usman Ermulan

22 Maret 2025
Pemboran PHR Zona 1 Terbukti Produktif Hemat Sejuta Dolar

Pemboran PHR Zona 1 Terbukti Produktif Hemat Sejuta Dolar

22 Maret 2025
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

No Result
View All Result
  • HOME
  • HEADLINE
  • HUKRIM
  • NASIONAL
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • DEMOKRASI
  • EKONOMI
  • MILENIAL
  • PENDIDIKAN

© 2024 PT Aksi Indah Pratiwi. All Rights Reserved. | Aksipost.com

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In